Demo Warga Israel Rusuh, Desak Netanyahu Mundur Buntut 6 Sandera Tewas di Gaza

Demo Warga Israel Rusuh, Desak Netanyahu Mundur Buntut 6 Sandera Tewas di Gaza

Aksi demo warga Israel rusuh yang menuntut untuk segera dilakukannya gencatan senjata hingga desakan agar Benjamin Netanyahu yang merupakan Perdana Menteri Israel mundur dari jabatannya.-tangkapan layar X@NTarnopolsky-

BACA JUGA:Cawagub Jakarta Rano Karno Ingin Sekolah di Jakarta Dibangun hingga Lantai 5

“Turun ke jalan dan tutup negara sampai semua orang kembali. Mereka masih bisa diselamatkan,” tulis Dickmann di X.

Sedangkan Histadrut yang merupakan federasi serikat pekerja terbesar Israel telah menyerukan pemogokan umum untuk menekan pemerintah agar menandatangani kesepakatan gencatan senjata.

Serikat pekerja mengatakan akan menutup Bandara Ben Gurion mulai pukul 8 pagi pada hari Senin 2 Agustus.

Hal ini sebagai aksi protes mereka dengan mengganggu sektor-sektor utama ekonomi Israel, termasuk perbankan dan perawatan kesehatan.

BACA JUGA:Polemik Rencana Penerapan Subsidi KRL Berbasis NIK, Poin Ini Jadi Masalah Besar!

BACA JUGA:Pengguna Commuter Line Basoetta Tembus 1,4 Juta Orang Sepanjang Tahun 2024

Tidak hanya itu, layanan kota di pusat ekonomi Israel, Tel Aviv, juga akan ditutup selama sebagian hari Senin.

Aksi ini juga mendapatkan dukungan dari Asosiasi Produsen Israel dan mengatakan pemerintah gagal dalam untuk membawa kembali para sandera dalam keadaan hidup.

"Tanpa pengembalian para sandera, kita tidak akan dapat mengakhiri perang, kita tidak akan dapat merehabilitasi diri kita sebagai masyarakat dan kita tidak akan dapat mulai merehabilitasi ekonomi Israel," kata Ron Tomer yang merupakan kepala asosiasi seperti dilansir oleh Aljazeera.

Pemrintah tidak tinggal diam dengan rencana ini, di mana Bezalel Smotrich selaku Menteri Keuangan telah meminta Jaksa Agung Isarel untuk mendesak pengadilan guna memblokir rencana pemogokan nasional tersebut.

Ia mengatakan bahwa pemogokan besar-besaran dengan menutup negara termasuk penerbangan keluar, memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan yang akan menyebabkan kerusakan ekonomi yang tidak perlu di masa perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: