Hadapi Persaingan, Pemprov DKI Revitalisasi Pasar Tradisional dan Terapkan Transaksi Digital
Pedagang lebih nyaman berjualan usai revitalisasi pasar.-Cahyono -
JAKARTA, DISWAY.ID-- Menghadapi persaingan bisnis pasar modern yang dikelola swasta, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya mempercepat revitalisasi pasar-pasar tradisional di Jakarta.
Pasar tradisional diubah menjadi lebih modern, berkarakteristik, dan nyaman bagi pengunjung.
Revitalisasi gedung pasar berkaitan dengan modernisasi.
Dari perubahan dan peningkatan fasilitas, desain lebih modern, ketersediaan jaringan transportasi publik, hingga penerapan sistem pembayaran non-tunai atau cashless.
Terlebih Jakarta akan menjadi Kota Global yang dapat menarik wisatawan berbelanja di pasar modern.
Revitalisasi gedung pasar sesuai dengan instruksi Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Peningkatan fasilitas dan fungsi akan membuka peluang kepada pedagang serta pelaku usaha kecil-menengah lokal Jakarta untuk berkembang.
Pasar tradisional modern tersebut tentunya juga harus ramah terhadap para penyandang disabilitas, agar mereka merasa nyaman saat berkunjung. Karena itu, dalam beberapa kesempatan, Pj. Gubernur Heru kerap mengimbau pengunjung, pedagang, maupun pengurus pasar, untuk menjaga kebersihan, kerapian, serta kenyamanan pasar.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan mengungkapkan, sejak Januari sampai Agustus 2024, sejumlah pasar sudah direvitalisasi, seperti Pasar Jati Rawasari di Jakarta Pusat dan Pasar Cilicing di Jakarta Utara.
Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta Timur juga menjadi fokus revitalisasi, selain Pasar Hexagon, Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu, Pasar Gandaria, Pasar Kwitang Dalam, Pasar Kombongan, Pasar Petojo Enclek, serta Pasar Perumnas Klender.
"Rencananya, tahun ini Perumda Pasar Jaya juga akan meresmikan Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu, dan Pasar Heksagon. Di luar itu, sebanyak 36 lokasi pasar sudah dipercantik dengan pengecatan bangunan luar. Dalam program revitalisasi gedung pasar tradisional, kami juga bekerja sama dengan penyedia layanan transportasi umum dan penerapan sistem pembayaran non-tunai," tutur Agus kepada disway.id, pada Senin, 9 September 2024.
Ia menambahkan, revitalisasi mencakup beberapa aspek utama, di antaranya renovasi atau pembangunan ulang pasar, pengecatan bangunan luar, perbaikan fasilitas umum seperti toilet, serta penerapan sistem digital semisal pembayaran non-tunai.
Revitalisasi pasar yang berkaitan dengan modernisasi mencakup berbagai perubahan dan peningkatan fasilitas, seperti penambahan lift atau eskalator di beberapa pasar, sistem pembayaran non-tunai, menjalin kerja sama dengan penyedia layanan transportasi umum, serta modernisasi fasilitas umum seperti toilet dengan desain yang lebih bersih dan fungsional.
"Anggaran untuk setiap gedung pasar yang akan direvitalisasi bervariasi, tergantung pada beberapa faktor. Besaran Anggaran ditentukan oleh rencana pembangunan daerah atau program perbaikan infrastruktur yang disetujui oleh pemerintah daerah. Penentuan Anggaran mempertimbangkan kebutuhan mendesak, konsultasi dengan pemangku kepentingan terkait, serta evaluasi dampak dan manfaat jangka panjang dari investasi tersebut," ujar Agus.
Hingga saat ini, Pasar Jaya mengelola 152 pasar tradisional di Jakarta. 38 pasar di Jakarta Pusat, 28 pasar di Jakarta Barat, 32 pasar di Jakarta Timur, 27 pasar di Jakarta Selatan, serta 27 pasar di Jakarta Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: