Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Jiwa Jadi Penyebab Kedua Kematian dan Kesakitan Remaja

Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Jiwa Jadi Penyebab Kedua Kematian dan Kesakitan Remaja

Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Jiwa Jadi Penyebab Kedua Kematian dan Kesakitan Remaja-Tangkapan layar-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan bahwa masalah Kesehatan jiwa menjadi penyebab kedua kematian dan kesakitan bagi remaja di Indonesia.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr. Maria Endang Sumiwi, MPH usai memetakan permasalahan kesehatan yang menyebabkan kematian dan pesakitan berdasarkan siklus hidup menurut data Global Burden Disease.

BACA JUGA:Kasus Korupsi APD, Eks Pejabat Kemenkes Diperiksa KPK Besok

BACA JUGA:Kemenkes Dampingi Keluarga Dokter Aulia Risma yang Laporkan Senior PPDS, Terungkap Alami Tekanan

"Sebenarnya kalau kita lihat, penyakitan yang terjadi itu sebenarnya dapat kita cegah," kata Maria pada temu media Ayo Sehat Fest daring, 11 September 2024.

Hasilnya, masalah kesehatan jiwa menjadi penyebab nomor 2 kematian dan kesakitan utama bagi remaja usia 15-19 tahun.

Sedangkan penyebab pertama adalah cedera transportasi.

"Masalah kedua, dan ini sekarang juga sedang meningkat, itu adalah masalah kesehatan jiwa," ungkapnya.

BACA JUGA:Jokowi Resmikan RS Kemenkes Surabaya, Anggarannya Capai Rp1.6 Triliun

BACA JUGA:Kemenkes Akan Dilaporkan ke Kepolisian Atas Kasus Dugaan Bullying PPDS Anestesi Undip, Ketua PB IDI: Jangan Berasumsi

Oleh karena itu, pihaknya mengupayakan langkah promotif dan preventif dengan memprioritaskan isu ini pada permasalahan kesehatan jiwa ini pada event Ayo Sehat Fest 2024 yang akan diselenggarakan .

"Agar nantinya penyakit-penyakit ini dapat kita turunkan atau dapat kita cegah. Sehingga beban biaya kesehatan juga menjadi lebih turun, lebih kecil untuk penyakit-penyakit yang nantinya menjadi penyakit katastrofis," paparnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga memperhatikan faktor risiko seperti perilaku yang perlu diubah untuk mencegah hal ini.

"Banyak sebenarnya, pasti lintas multifaktorial, tetapi ini kita coba ambil beberapa mungkin yang bisa kita coba intervensi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: