Satgas Damai Cartenz Ungkap Strategi di Balik Upaya Pembebasan Sandera KKB Papua Pilot Philip Mark Mehrtens
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani (kanan) mengatakan pembebasan asal Selandia Baru Philip Mark Mehrtens mengedepankan upaya soft approach --Istimewa
"Mereka cukup mampu berbaur dengan masyarakat dan diidentifikasi oleh KKB ini cukup bagus nih hubungan-hubungan kekerabatannya," ujarnya.
Faizal menambahkan, strategi soft approach ini pada dasarnya adalah cara Faizal mempraktikkan disertasinya kala menempuh jenjang Pendidikan doktoral.
Dalam disertasi yang berjudul 'Pemolisian Pada Penanganan Konflik Komunal Dengan Pendekatan Kearifan Lokal' tersebut, Faizal berkeyakinan kearifan lokal mampu menjadi cara untuk penyelesaian konflik.
"Basic grand theorynya di situ (disertasi). Tapi yang paling utama sebenarnya kalau untuk penyelesaian masalah kita harus fokus dan terjun langsung ke Papua. Kita harus paham karena Papua sangat luas, kemudian satu daerah ke daerah lain itu ternyata banyak suku, banyak bahasa, banyak hal yang tidak bisa serta-merta digeneralisir," urainya.
BACA JUGA:Pilot Susi Air Philip Mehrtens Berhasil Dibebaskan Usai Disandera KKB 1,5 Tahun
Ia berpandangan, saat ini kecenderungannya dalam penyelesaian permasalahan di Papua, banyak pihak selalu menggeneralisir.
Jadi kelemahan awalnya itu adalah seringkali menyimpulkan permasalahan Papua dari luar Papua.
"Padahal ya harus involve (terlibat langsung) ya di Papua, karena tiap permasalahan di daerah Papua itu spesifik," ujarnya.
Meski saat ini Philip Mark Mehrtens sudah berhasil dibebaskan, Brigjen Faizal menilai pada prinsipnya Satgas Damai Cartenz tidak bisa berdiri sendiri dalam menyelesaikan seluruh permasalahan di Papua.
Pasalnya, Satgas Damai Cartenz ini adalah operasi kepolisian dengan strategi penegakkan hukum, sehingga perlu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder lain dalam upaya penyelesaian masalah di Papua.
"Itu sebenarnya sudah dilakukan oleh Damai Cartenz, bukan hanya kita bekerjasama dengan teman-teman TNI atau teman-teman kewilayahan, tapi juga kita bekerjasama dengan pemerintah daerah, kita bekerjasama dengan tokoh adat, tokoh gereja. Karena tidak mungkin bisa sendirian, itu sudah pasti tidak bisa berhasil," tutup Faizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: