Penyebab Harga Beras di Indonesia Membengkak

Penyebab Harga Beras di Indonesia Membengkak

Pedagang beras di pasar melayani pembeli.-Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Melansir dari data Bank Dunia, saat ini harga beras di Indonesia telah resmi menjadi harga beras tertinggi.

Membengkaknya harga tersebut dibandingkan dengan harga beras di negara-negara ASEAN lainnya.

Dalam data itu, disebutkan selisih harga beras di Indonesia jauh lebih tinggi dengan selisih harga sebesar 20 persen.

BACA JUGA:Bank Dunia Klaim Harga Beras di Indonesia Paling Mahal di ASEAN, Bapanas: Biaya Produksi Tinggi

Menanggapi hal ini, Ekonom sekaligus dosen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengungkapkan bahwa tingginya harga beras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor.

Salah satu penyebab membengkaknya harga adalah karena ketergantungan Indonesia pada impor beras.

"Ketergantungan pada impor beras menjadi salah satu penyebab utama, meskipun Indonesia adalah negara agraris. Produksi domestik yang belum mampu memenuhi permintaan menyebabkan fluktuasi harga internasional mempengaruhi harga di dalam negeri," jelas Achmad saat dihubungi oleh Disway, Senin 23 September 2024.

Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya dikarenakan keterbatasan teknologi pertanian.

"Biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya karena keterbatasan teknologi pertanian, infrastruktur irigasi yang belum optimal, serta tingginya harga pupuk dan distribusi," kata Achmad.

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfamart Hari Ini 21 September 2024, Borong Minyak Goreng-Susu-Beras Mulai Rp30 Ribuan!

Hal serupa juga dikatakan oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi. Menurutnya, mahalnya harga beras di Indonesia memang disebabkan karena biaya produksi yang cukup tinggi. Kendati begitu, ia juga meminta masyarakat untuk tidak terpancing dengan pernyataan dari Bank Dunia tersebut.

"Kita jangan terpancing juga oleh statement Bank Dunia, karena kita tidak impor maka harga tinggi ya tidak. Indonesia saat ini tengah meningkatkan kesejahteraan petani, ini penting," ujar Arief ketika dihubungi oleh Disway pada Senin 23 September 2024.

Selain itu, Arief juga menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia serta Bapanas masih terus berupaya untuk merancang strategi untuk menggenjot produksi beras dalam negeri. Salah satu strategi yang sudah diterapkan adalah dengan melibatkan stakeholder terkait.

"Pemerintah Indonesia terutama Badan Pangan Nasional terus bekerja sama dengan petani-petani di Indonesia. Sehingga, memang harus kita ukur cost factor-nya, kita cermati dengan benar. Sehingga petani itu layak mendapatkan beras dengan harga yang seharusnya kita berikan," jelas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: