Kemenkes Ungkap Sedang Uji Pemodelan AI untuk Diagnosis Cepat dan Akurat

Kemenkes Ungkap Sedang Uji Pemodelan AI untuk Diagnosis Cepat dan Akurat

Kemenkes Ungkap Sedang Uji Pemodelan AI untuk Diagnosis Cepat dan Akurat-Disway/Annisa Amalia Zahro-

Sehingga, AI ini dapat mendiagnosis beragam penyakit, seperti pneumonia, TB, dan sebagainya.

BACA JUGA:Samsung Buka Toko Premium Pertama di Indonesia, Tonjolkan Fitur Teknologi AI ke Perabot Rumah Tangga

BACA JUGA:Berkat Teknologi AI, 5 Masalah Rambut Orang Indonesia Bisa Terdeteksi

"Kita berharap ini juga bisa digunakan untuk men-screening penyakit TB, kan TB kita nomor 2 kan problemnya," tandasnya.

Dengan besarnya dampak AI ini, pihaknya pun mendorong peningkatan infrastruktur dan kapabilitas tenaga kesehatan.

Pasalnya, Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam kedua aspek tersebut.

"Ada banyak faskes-faskes yang masih belum ada akses internet. Saat ini kita sedang menggunakan salah satu teknologi satelit (Starlink) untuk daerah-daerah yang remote area," lanjutnya.

Sehingga, nantinya puskesmas-puskesmas yang tidak ada internet sama sekali bisa difasilitasi dan mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

Sedangkan untuk sumber daya manusia (SDM), pihaknya juga meminta kampus membekali calon dokter kemampuan penggunaan AI.

BACA JUGA:Dorna Bakal Segera Rilis Game MotoGP 2024, Dengan Teknologi AI dan Ada Fitur Bursa Transfer Pembalap

BACA JUGA:Visa Ungkap Lanskap pembayaran di Indonesia Akan Bertransformasi Menggunakan Teknologi AI

"Dokter-dokter itu kan tidak terpapar salah satu dari beberapa standar, seperti ICD-10, ICD-9, dan sebagainya. Kami bekerja sama dengan universitas agar itu diajarkan pada saat dokter melakukan pendidikan di kampusnya sehingga begitu mereka masuk (dunia kerja) sudah tahu cara mengisi rekam medis, cara memanfaatkan teknologi, dan sebagainya."

Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan-pelatihan dengan kerja sama Kominfo.

"Mereka (dokter) kan harus juga diliterasi, salah satunya tahun lalu kita dibantu oleh Kominfo melakukan digital literasi terhadap nakes, kurang lebih 10 ribu. Tahun ini kita harapkan juga bertambah untuk bisa tingkatkan."

Kemudian, pihaknya juga menyusun framework bersama dengan perguruan tinggi untuk dokter bisa melakukan asesmen mandiri sehingga mengetahui kemampuannya mengoperasikan AI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait