Heru Budi Klaim Mampu Jaga Inflasi Jakarta 1,70 Persen di 2024

Heru Budi Klaim Mampu Jaga Inflasi Jakarta 1,70 Persen di 2024

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono-disway.id/cahyono-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengeklaim mampu menjaga inflasi di angka 1,70 persen di tahun 2024 year on year (yoy).

Sementara kata Heru Budi, hingga September 2024, angka inflasi di Jakarta hanya sebesar 0,79 persen year to date (ytd).

"Harapannya, inflasi ini selalu terjaga dengan baik dan Jakarta dapat berkontribusi dalam mencapai target nasional sebesar 2,5 persen plus satu persen pada 2024," kata Heru Budi dikutip melalui siaran pers pada Rabu, 16 Oktober 2024.

BACA JUGA:Awas! BPBD DKI Sebut 10 Wilayah di Jaksel dan Jaktim Berpotensi Longsor, Mana Saja?

BACA JUGA:Jurus dan Janji Heri Koswara Atasi Banjir Jika Menang di Pilkada Kota Bekasi 2024

Heru Budi pun mengapresiasi TPID Provinsi DKI Jakarta, Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan pihak terkait lainnya yang telah berhasil menjaga inflasi.

Heru memaparkan pada September 2024, lima komoditas utama penyumbang deflasi Jakarta secara tahunan (yoy), yaitu cabai merah, bensin, daging ayam ras, masker, dan telur ayam ras.

Sementara secara bulanan (mtm), lima komoditas utama penyumbang deflasi Jakarta, yaitu bensin, cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, dan emas perhiasan.

Di sisi lain Heru Budi memperkirakan sejumlah komoditas pangan bakal mengalami kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Heru mengingatkan pada anak buahnya agar stok kebutuhan pangan saat momen Pilkada, Natal, dan Tahun Baru (Nataru) harus dipastikan ketersediaannya.

BACA JUGA:Lagi Nebang Pohon, Anggota PPSU Ditodong Pistol

BACA JUGA:Update Kasus SMA Binus School, Anak Eks Ketum Partai Diduga Terlibat Perundungan

Ia juga meminta para wali kota di lima Kota Administrasi DKI Jakarta dan Bupati Kepulauan Seribu agar memantau harga dan memastikan ketersediaan stok pangan strategis. 

"Beberapa komoditas pangan diperkirakan masih mengalami tren kenaikan harga seiring dengan kenaikan permintaan masyarakat pada Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, serta implikasi perubahan harga komoditas global," ucap Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: