Industri Asuransi Perlu Waspadai Biaya Kesehatan Yang Tinggi

Industri Asuransi Perlu Waspadai Biaya Kesehatan Yang Tinggi

Industri Asuransi Perlu Waspadai Biaya Kesehatan Yang Tinggi-IFG-

BACA JUGA:IFG Dorong Jasindo Fokus Kedepankan Tata Kelola Perusahaan Yang Berintegritas

BACA JUGA:Beasiswa FIFGROUP 2024 untuk Mahasiswa Semua Jurusan, Dapat Rp9 Juta hingga Kesempatan Jadi Karyawan!

“Dengan meningkatnya biaya kesehatan dan jumlah klaim, perusahaan asuransi harus beradaptasi dan mencari cara untuk membantu mengelola risiko yang dihadapi nasabah sekaligus mengelola dampak risiko bisnis perusahaan,”katanya. 

Senada dengan itu, Hasbullah menjelaskan, pasar asuransi kesehatan di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus bertumbuh. 

Hal ini utamanya didorong oleh permintaan masyarakat akan layanan perlindungan kesehatan meningkat yang sejak diperkenalkannya asuransi yang dijamin pemerintah. 

Asuransi sebagai instrumen proteksi tidak hanya memberikan rasa aman bagi masyarakat, tetapi juga memfasilitasi akses ke layanan kesehatan. 

“Pertumbuhan belanja kesehatan ini memang baru tahap awal, terbukti dari kontribusi belanja kesehatan yang hanya 3% dari PDB. Selain itu, belanja kesehatan memang sifatnya sangat kondisional dan subjektif, tergantung dari kesadaran masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan,” jelasnya.

BACA JUGA:Komit Jalankan Program Kepatuhan Persaingan Usaha, IFG Raih Pengukuhan KPPU

BACA JUGA:IFG Gelar Relawan Bakti BUMN di Banda Naira, Bawa Misi Berkelanjutan di Tengah Masyarakat

Namun demikian, lanjut Hasbullah, biaya kesehatan yang tinggi salah satunya dipicu oleh distribusi layanan kesehatan di Indonesia yang masih terpusat di kota-kota besar. 

Hal ini menyebabkan biaya perawatan di daerah yang lebih terpencil menjadi jauh lebih tinggi, karena pasien cenderung menunggu sampai kondisi kesehatannya memburuk untuk bisa mendapatkan perawatan. 

“Kemajuan teknologi juga turut mendorong biaya kesehatan menjadi tinggi, apalagi layanan perawatan kesehatan itu menjadi semakin canggih, di samping faktor aging population yang mulai naik di Indonesia, yang karena usia, harus membutuhkan perawatan kesehatan,” tegas dia.

BACA JUGA:IFG Libatkan BPKP Perkuat Implementasi Anti Fraud di Ekosistem Holding BUMN

BACA JUGA:IFG Dukung Penuh Program Bakti Diaspora untuk Indonesia di Amerika

Sementara itu, Sistha menambahkan, inflasi kesehatan yang berpengaruh pada industri asuransi merupakan salah satu permasalahan yang disorot dalam IFG Conference 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait