Menteri LH Fokus Tuntaskan Persoalan Tumpukan Sampah di TPST Bantar Gebang

Menteri LH Fokus Tuntaskan Persoalan Tumpukan Sampah di TPST Bantar Gebang

Menteri LH Fokus Tuntaskan Persoalan Tumpukan Sampah di TPST Bantar Gebang --Dimas Rafi

BEKASI, DISWAY.ID - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq ikut menyoroti masalah tumpukan sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi. 

Masalah penanganan masalah pengelolaan sampah di Indonesia, kata dia, harus dikelola secara efektif.

Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka segera mengintensifkan upaya penanganan masalah pengelolaan sampah yang kerap dikeluhkan masyarakat.

BACA JUGA:Geger Penemuan Mayat Terikat Tali di TPST Bantar Gebang, Polisi Temukan Ini

"Saya paham betul permasalahan sampah ini. Akan kami laporkan kepada presiden untuk mendapat pengawalan dari pemerintah pusat, karena penyelesaian sampah Bantargebang sudah tidak mampu ditangani oleh pemerintah provinsi semata," tegas Hanif.

Hanif menuturkan, sampah di Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta sudah melebihi kapasitas.

Kondisi ini terjadi akibat terus bertambahnya sampah setiap harinya, meski luas areal sudah mencapai 117,5 hektare.

BACA JUGA:Cerita Key, Siswi di Bantar Gebang Coba Ajak Jokowi Lihat Banyak Temannya yang Mendapat Polemik PPDB

"Dari data Dinas Lingkungan hidup DKI Jakarta, total ada lebih dari 55 juta ton sampah yang menumpuk di TPST Bantargebang, atau per harinya menerima sebanyak 7.500 ton - 8.000 ton sampah yang berasal dari ibukota," jelasnya.

Ia menyatakan, Kementerian Lingkungan Hidup akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk membantu Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah yang terjadi saat ini.

Hanif menyatakan, ke depan pihaknya akan membuat regulasi terkait pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah industri makanan dan minuman.

BACA JUGA:Bank Mandiri Gandeng Kelompok Wanita Tani, Ubah Sampah Organik Jadi Sumber Daya Bernilai

"Sampah sisa makanan itu berhasil diolah menjadi kompos, tapi kewalahan karena jumlahnya banyak. Jadi segala sampah makanan di Jakarta tidak boleh lagi sampai ke TPST Bantargebang," imbuh Hanif.

Dikutip dari laman resmi Waste4Change, setelah bertahun-tahun beroperasi, timbunan sampah di TPST Bantar Gebang disebut sudah semakin menggunung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads