Bogasari Apresiasi Polda Jabar Bongkar Pemalsuan Tepung Terigu

Bogasari Apresiasi Polda Jabar Bongkar Pemalsuan Tepung Terigu

Polda Jabar Bongkar pemalsuan tepung terigu Bogasari-Dok.Indofood -

Selebihnya sekitar 200 sak terigu Bogasari merek Cakra Kembar. 

Paling banyak dipalsukan terigu Segitiga Biru karena masuk kategori protein sedang yang memang tepung terigu serba guna untuk aneka jenis makanan sehingga paling banyak dikonsumsi.

Sedangkan terigu Cakra Kembar masuk kategori protein tinggi yang lebih dikhususkan untuk pembuatan roti dan mie. 

BACA JUGA:Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, Satuan Pelayanan Gizi Bakal Dibentuk dengan Anggaran Rp11 Miliar Per Tahun

BACA JUGA:Periksa Manajer Estimasi PT KA Properti Manajemen, KPK Dalami Pengaturan Lelang dan Fee Pejabat DJKA

Terkait dengan terbongkarnya kasus pemalsuan tepung terigu ini, Franciscus Welirang mengimbau masyarakat pelanggan terigu Bogasari, khususnya kemasan 25 kg (1 zak), agar proaktif melakukan pengecekan secermat mungkin terhadap semua terigu yang dibelinya.

Mulai  dari kemasan, segel/e-kupon, serta kualitas isinya. Selain itu jangan tergiur terhadap tawaran-tawaran yang mencurigakan, termasuk penawaran harga yang tidak wajar.

Sebagai contoh, dalam kasus pemalsuan terigu Bogasari, merek Segitiga Biru kemasan 1 zak atau 25 kg dijual dengan harga Rp 203.500. 

Sementara modal harga terigu merek perusahaan lain yang dimasukkan dalam karung Segitiga Biru hanya Rp 167 ribu.

Dengan kata lain pelaku mendapatkan untung per karung Segitiga Biru yang dipalsukan hampir Rp 40 ribu per sak. 

BACA JUGA:Herwyn Ingatkan Jajarannya Segera Telusuri Jika Ada Informasi Awal dari masyarakat

BACA JUGA:Herwyn Tekankan Pentingnya Penulisan Berita Pengawasan untuk Tangkal Hoaks di Pemilihan 2024

Karena harga harga 1 sak Segitiga Biru yang asli adalah Rp 210.00, maka konsumen tergoda dan tertarik membelinya.

Tapi di sisi lain, selisih harga antara Segitiga Biru yang palsu dan asli sebesar Rp 7 ribu itu, membuat pedagang yang menjual produk asli Bogasari lama-kelamaan gelisah karena penjualannya turun dan melapor ke Bogasari.

Dari sinilah awal pemeriksaan mulai dilakukan tim Customer Relations (CR) Bogasari ke sejumlah pasar hingga akhirnya dilaporkan ke kepolisian, papar Direktur Indofood yang juga akrab disapa Franky Welirang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads