Vaksin DBD untuk Usia Berapa? Cegah dengan 3M Plus

Vaksin DBD untuk Usia Berapa? Cegah dengan 3M Plus

Cara pencegahan DBD. --ilustrasi

Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan, di mana puncaknya akan banyak terjadi pada bulan November sampai Desember. 

Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dengue secara signifikan. 

Tahun 2024 Sampai dengan 28 November ini, kami mencatat sejumlah 7.994 kasus dengue di Sumatera Utara dengan 52 kematian. 

Kasus tertinggi terjadi Kab Karo, Kota Medan, Kab Deli Serdang dan Kab Nias Selatan. Kasus dengue tersebut dapat diperkirakan mengalami peningkatan 100 % terhadap kasus dengue tahun 2023 (4.687 kasus dengan kematian 24 orang). 

BACA JUGA:Dibandingkan dengan Vaksin, Nyamuk Wolbachia Diklaim Lebih Unggul dalam Penanggulangan DBD

DBD pada Anak

dr. Dewi Sari, SpA, Spesialis Anak, mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun perlindungan yang kuat terhadap dengue karena dengue dapat menjangkit siapa saja terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. 

Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun. 

Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. 

“Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang. Apalagi dengue bisa menjangkit seseorang lebih dari satu kali. Jadi, sudah pernah terkena dengue, tidak membuat kita kebal terhadap virusnya. Karena virus dengue terdiri dari empat serotipe, di mana terjangkit satu serotipe masih bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih berat,” ucapnya. 

BACA JUGA:Cegah DBD, Dinkes DKI Sebar Nyamuk Wolbachia 4 Oktober 2024 di Jakbar

Rentang Usia Vaksin DBD

Saat ini vaksinasi dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bagi anak usia 6-18 tahun; oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun; dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik. 

“Namun demikian, vaksinasi perlu diberikan secara lengkap atau, untuk anak-anak, mengikuti pedoman vaksinasi yang dikeluarkan oleh IDAI untuk memberikan perlindungan yang optimal,” katanya. 

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memerangi dengue dan menyampaikan keprihatinannya terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penyakit ini. “Dengue menimbulkan beban yang besar, baik bagi pasien, keluarga mereka, maupun negara. 

BACA JUGA:Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, Ketahui Sasaran Usia Pemberian Vaksin DBD

“Setiap jiwa yang menjadi korban adalah sebuah tragedi yang seharusnya dapat dicegah, dan setiap kasus adalah pengingat bahwa kita harus berbuat lebih banyak. Langkah Bersama Cegah DBD adalah sebuah panggilan bagi kita semua untuk bertanggung jawab, proaktif, dan bersatu dalam memerangi dengue,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads