Apa Itu Modifikasi Cuaca? Metode BMKG Cegah Banjir di Jabodetabek selama Libur Nataru 2024/2025
Mengenal modifikasi cuaca yang dilakukan Pemerintah melalui BNPB dan BMKG di wilayah Jabodetabek--Unsplash
Modifikasi cuaca dengan mengubah fenomena atmosfer ini telah lama dilakukan, yaitu mengubah fenomena atmosfer seperti awan, hujan, salju, hujan es, kilat, badai petir, tornado, angin topan atau siklon.
BACA JUGA:Waspada! BMKG Peringati Cuaca Ekstrem 10-11 Desember 2024, Ini Wilayah Terdampak
Manfaat Modifikasi Cuaca
Dikutip laman resmi BMKG, modifikasi dilakukan dengan menyemai awan menggunakan pesawat terbang dan zat-zat tertentu, seperti perak iodida, garam, atau bahan higroskopis lainnya.
Ada sejumlah manfaat dilakukannya modifikasi cuaca di antaranya sebagai berikut:
- Mengatasi kekeringan dan meningkatkan ketersediaan air untuk kebutuhan irigasi, PLTA, industri, dan air minum
- Mencegah atau meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti kekeringan, kabut asap, dan banjir
- Meningkatkan produksi pertanian, energi listrik, pertambangan, serta perkebunan
- Mengamankan pembangunan infrastruktur strategis nasional dan mendukung kelancaran event kenegaraan di area outdoor
Langkah-Langkah Modifikasi Cuaca
Berikut langkah-langkah penerapan modifikasi cuaca untuk mengatasi kekeringan maupun banjir.
BACA JUGA:Fenomena La Nina Ancam Perayaan Natal dan Tahun Baru 2025, BMKG Beberkan Faktornya
BMKG memberikan informasi keberadaan awan target dan arah atau kecepatan angin kepada Flight Scientist serta pilot yang akan bertugas onboard dalam misi
- Pesawat membawa muatan garam yang akan ditaburkan di awan target
- Hujan sebisa mungkin diturunkan pada wilayah yang diinginkan, sesuai keperluannya
- Intensitas hujan berkurang di daerah target bertambah atau berkurang, tergantung tujuannya
Cara Modifikasi Cuaca
Ada dua cara modifikasi cuaca, yakni dengan garam dan Ground Based Generator (GBG).
Modifikasi cuaca dengan garam dilakukan dengan cara garam atau NaCl ditabur pada awan-awan yang sudah terdeteksi.
BACA JUGA:BMKG Ungkap Darurat La Nina, Awas Cuaca Ekstrem Hantam Indonesia Hingga April 2025
Proses ini dinamakan dengan kondensasi. Di mana penaburan garam dilakukan untuk mempercepat proses kondensasi berlangsung lebih cepat dan hujan dapat segera turun. Namun, penebaran garam tidak dapat dilakukan secara sembarang.
Sebab, hal ini diperlukan perhitungan arah angin, prediksi cuaca, potensi pertumbuhan awan, dan lokasi awan yang ditargetkan.
Sedangkan, modifikasi dengan cara Ground Based Generator (GBG) dilakukan di darat. Caranya menggunakan wahana GBG dan wahana pohon flare atau sistem statis.
Metode ini sama-sama mengantarkan semai ke awan, namun memanfaatkan awan orografik serta awan yang berada di area pegunungan.
Metode GBG diterapkan untuk awan hangat yang berada dalam kondisi supersaturasi, larutan yang mengandung banyak bahan larutan seperti uap.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: