Basarnas Wajibkan Anggota Lakukan Observasi Sebelum Laksanakan Operasi SAR
Basarnas Wajibkan Anggota Lakukan Observasi Sebelum Laksanakan Operasi SAR-Disway/Candra Pratama-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsdya TNI Kusworo mewajibkan seluruh anggotanya untuk melakukan observasi sebelum melaksanakan operasi SAR terhadap korban yang mengalami bencana.
"Saya memahami dalam diri anggota di lapangan tumbuh sikap heroisme karena berpakaian oranye ini, menjalankan tugas negara, dan terlatih.
BACA JUGA:Jelang Nataru, Basarnas Evaluasi Pelaksanaan Operasi Korban Bencana di Lapangan
BACA JUGA:Hadapi Nataru, Basarnas Siagakan 3 Ribu Lebih Potensi SAR di Sejumlah Titik
Sehingga kerap menyampingkan prosedur yang ada, itu tadi observasi maka saya ingatkan betul tentang ini," ujarnya di Novetel, Mangga Dua, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2024.
Diketahui, Basarnas memiliki tujuh prosedur dalam prinsip quick action untuk sebelum dan sesudah melakukan operasi pencarian serta pertolongan terhadap orang yang menjadi korban bencana alam maupun non alam.
Prosedur itu, antara lain; Basarnas melayani semua laporan dalam waktu 24 jam, menganalisis laporan, observasi lokasi kejadian menggunakan pesawat drone, merencanakan operasi SAR, melakukan pemantuan selama masa operasi dan Kepala Kantor SAR bertanggungjawab penuh terhadap seluruh komponen dalam operasi pencarian dan pertolongan di dalam wilayahnya tersebut.
BACA JUGA:Gandeng Kementerian hingga Swasta, Basarnas Gelar Workshop Kesiapsiagaan SAR di Wilayah Terbatas
BACA JUGA:Perkuat Sinergitas Kesiapsiagaan Darurat Bencana, Basarnas dan Astra Grup Perkuat Kerja Sama
"Intinya anggota Basarnas tidak boleh gegabah juga untuk langsung terjun ke lokasi," tuturnya.
"Ingat, tahun ini ada lima anggota Basarnas yang gugur saat sedang tugas kita tidak ingin hal ini berulang," sambung Kusworo.
Tak berhenti di situ, Kusworo juga memberikan contoh terkait pentingnya observasi dan penilian tersebut. Seperti korban bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Udara itu mengaku, pihaknya menerima laporan mengenai 12 orang korban hilang dalam musibah tersebut.
BACA JUGA:KPK Telusuri Dugaan Korupsi di Basarnas 2012 - 2018
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
