Fenomena Child Grooming Makin Mengkhawatirkan, Anak Sebagai Korban Justru Bangga Jalin Hubungan dengan Orang Dewasa
Masyarakat harus waspada dengan fenomena Child Grooming lantaran anak menjadi korban orang dewasa dalam situasi romansa. --Freepik
Pernikahan terhadap anak di bawah umur ini dikenal sebagai salah satu bentuk child grooming.
Sebagai informasi, child grooming merupakan tindakan di mana orang dewasa membangun hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja dengan tujuan mengeksploitasi mereka (seringkali untuk pelecehan seksual).
Proses ini dilakukan secara bertahap dan manipulatif sehingga anak tidak menyadari bahwa ada bahaya yang mengancam.
"Anak dapat menjadi korban dalam kondisi ketika pelaku mencoba membangun hubungan saling percaya dengan anak-anak untuk tujuan melecehkan korban dan korban sering tidak sadar bahwa sudah menjadi korban," tutur Plt Asisten Deputi Pelayanan Perempuan Korban Kekerasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Ratih Rachmawati kepada Disway, dikutip 28 Desember 2024.
Selain itu, hal ini juga didukung dengan sikap pelaku yang sering menunjukkan rasa cinta, perhatian, dan penerimaan yang membuat korban child grooming merasa dicintai dan dihargai.
BACA JUGA:Ramai Fenomena Childfree, BKKBN: Itu Bisa Bahayakan Negara!
"Tanpa membaca niat pelaku menjalin hubungan dengan anak di bawah umur ataupun upaya manipulasi yang dilakukan oleh pihak pelaku," lanjutnya.
Mirisnya, tak sedikit korban child grooming justru merasa bangga menjalin hubungan dengan orang yang berusia jauh lebih tua.
"Bagi korban yang usianya jauh dengan pelaku child grooming dapat memunculkan anggapan bahwa pelaku terlihat lebih 'matang' secara ekonomi sehingga korban juga ada rasa bangga menjalin hubungan dengan pelaku," tandasnya.
Korban child grooming juga akan merasa "aman" untuk menjalani hidup apabila akhirnya menikah dengan pelaku.
Sayangnya, pernikahan dini korban child grooming dengan pelaku ini membuat kondisi lebih kompleks atau rumit.
"Terlebih apabila korban sudah memiliki anak dan menjalankan peran sebagai istri dan orang tua, terkadang korban juga tidak menyadari tindak eksploitasi yang dilakukan oleh pelaku," tambahnya.
Sebagai contoh seperti yang terjadi pada L, korban melahirkan anak dalam jumlah banyak dan berdekatan jarak usianya serta harus mengurus anak-anak tersebut tanpa bantuan pihak lain.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: