Anak Nelayan NTT Dipulangkan Tes Polisi karena Masalah Kesehatan, Netizen: Permainan Udang dan Batu

Anak Nelayan NTT Dipulangkan Tes Polisi karena Masalah Kesehatan, Netizen: Permainan Udang dan Batu

Anak Nelayan NTT Dipulangkan Tes Polisi karena Masalah Kesehatan, Netizen: Permainan Udang dan Batu---TikTok

BACA JUGA:Viral Ada Preman Berpakaian Hitam Palak dan Lempar Pedagang di Ciputat, Datang Dua Kali Bikin Pemilik Kesal

"Mungkin tempat nya di ganti orang lain dengan jalur ordal. Biasa nya begitu," tulis netizen.

"Standar kesehatan di Polda NTT dan di Pendidikan POLRI Jakarta berbedakah? Jangan dipermainkan Nasib/masa depan generasi bangsa," sahut netter lain.

"Usut tuntas dan selidiki nama orang yang menggantikan posisinya. Saya rasa ada permainan udang dengan batu," terang netizen lainnya.

Lasmini, seorang calon siswa Bintara Bakomsus Polri dari Polda NTT dengan latar pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Perikanan.

BACA JUGA:Viral Ambulance Bawa Jenazah Dipepet Bus Juragan 99 Gara-gara Lampu Rotator, Cek Faktanya

Ia telah berhasil melalui seleksi dengan peringkat pertama di tingkat Polda NTT.

Prestasi ini seharusnya menjadi awal yang menyenangkan bagi perjalanan karirnya di kepolisian.

Namun, kebahagiaan Lasmini ternyata terhenti ketika ia tiba-tiba dinyatakan tidak lulus untuk melanjutkan pendidikan di Sepolwan.

Alasan yang diberikan adalah masalah kesehatan, namun hal ini tidak dijelaskan secara rinci oleh pihak berwenang.

BACA JUGA:Viral Penumpang KRL Ditabok Seorang Pria Karena Ogah Taruh Tas di Bagasi, KCI: Sudah Berdamai

Lasmini merasa kecewa akan keputusan ini, terutama setelah melewati berbulan-bulan proses seleksi yang menantang.

"Saya telah melewati setiap tahap seleksi di Polda NTT dengan totalitas dan kesungguhan yang besar. Saya bahkan dinyatakan lulus dalam sidang Pantohir pada 16 Desember 2024. Namun, tiba-tiba saja saya didiskualifikasi dengan alasan kesehatan yang tidak dijelaskan dengan jelas," tutur Lasmini.

Hal ini tentu menjadi pukulan besar bagi Lasmini, yang telah menaruh harapan besar untuk dapat mengikuti pendidikan di Sepolwan dan mengembangkan dirinya sebagai seorang polisi yang profesional.

Keputusan yang singkat dan minim informasi ini membuatnya merasa tidak adil, terutama setelah memberikan segalanya dalam proses seleksi tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads