Riset BSMS Ungkap Penelitian Terbaru Soal Persepsi Rokok Elektronik pada Kesehatan

Riset BSMS Ungkap Penelitian Terbaru Soal Persepsi Rokok Elektronik pada Kesehatan

ilustrasi rokok elektrik: Sebuah penelitian terbaru dari Brighton and Sussex Medical School (BSMS) mengungkap bahwa salah persepsi mengenai rokok elektronik menghambat perokok dewasa untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko.-Bernama-

JAKARTA, DISWAY.ID - Sebuah penelitian terbaru dari Brighton and Sussex Medical School (BSMS) mengungkap bahwa salah persepsi mengenai rokok elektronik menghambat perokok dewasa untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko.

Studi ini didukung oleh Dewan Riset Medis Inggris, Wellcome, Universitas Bristol, Penelitian Kanker Inggris, serta Masyarakat untuk Studi Kecanduan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok dewasa yang memahami rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin sebagai alternatif minim risiko lebih mungkin untuk beralih atau berhenti merokok.

BACA JUGA:Awkarin Pasang Badan Usai Lula Lahfah Dihujat Netizen Gegara Bawa Rokok Elektrik saat Umroh

Namun, masih banyak perokok yang memiliki pemahaman keliru, menganggap rokok elektronik sama berbahayanya atau bahkan lebih berbahaya dari rokok konvensional.

Riset ini melibatkan 687 perokok dewasa muda (23-24 tahun) di Inggris yang tidak menggunakan rokok elektronik saat penelitian dimulai.

Hasilnya, sebanyak 32 persen tetap merokok tanpa beralih, 37 persen berhenti total, 14 persen berhenti merokok tetapi beralih ke rokok elektronik, dan 18 persen menjadi pengguna ganda (dual users).

BACA JUGA:WHO Minta Semua Negera Larang Rokok Elektrik dengan Perasa

Profesor Madya Kesehatan Masyarakat di BSMS sekaligus penulis utama studi, Dr. Katherine East, mengungkapkan bahwa salah persepsi ini menjadi penghalang utama bagi perokok yang ingin beralih ke alternatif lebih aman.

“Banyak informasi salah yang beredar, menyebut rokok elektronik sama buruknya dengan rokok atau bahkan lebih buruk. Padahal, meskipun tidak sepenuhnya bebas risiko, bukti menunjukkan bahwa rokok elektronik jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan merokok dan dapat membantu orang berhenti,” ujar Dr. Katherine, Senin 17 Maret 2025.

BACA JUGA:Nahlo! Cukai Rokok Elektrik Terbaru per 1 Januari 2024 akan Segera Diterbitkan

Dr. Katherine juga menyayangkan meningkatnya misinformasi mengenai rokok elektronik, yang menyebabkan perokok enggan beralih dan justru bertahan dengan kebiasaan merokok.

“Pada tahun 2024 di Inggris, sebanyak 85 persen perokok dewasa memiliki persepsi keliru bahwa rokok elektronik sama atau lebih berbahaya dari rokok tembakau. Angka ini meningkat dibandingkan 59 persen satu dekade sebelumnya,” tambahnya.

Profesor Ann McNeill dari King’s College London menegaskan bahwa merokok jauh lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan rokok elektronik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads