Raffi Ahmad Disentil MUI Soal Pelesetan 'Janda Semakin di Depan' di Dua Program Sahur Televisi

Raffi Ahmad Disentil MUI Soal Pelesetan 'Janda Semakin di Depan' di Dua Program Sahur Televisi

Raffi Ahmad ditegur Majelis Ulama Indonesia (MUI) imbas pelesetan Janda Semakin di Depan di dua program televisi-Istimewa -

JAKARTA, DISWAY.ID - Raffi Ahmad kembali menjadi sorotan setelah mendapat teguran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait dua acara sahur yang dipandunya.

MUI menilai bahwa dalam program tersebut, terdapat konten yang dianggap melecehkan dan menghina martabat manusia dengan menyebut kata 'Janda' sehingga menimbulkan tontonan yang tidak layak untuk masyarakat.

BACA JUGA:Livy Renata Blak-Blakan Ngaku Suka Raffi Ahmad, Reaksi Gya Sadiqah Bikin Heboh!

BACA JUGA:Syahnaz Sadiqah Adik Raffi Ahmad Dampingi Jeje Govinda Dilantik Jadi Bupati Bandung Barat

"Dalam beberapa tayangan di dua program televisi tersebut, Raffi Ahmad terindikasi mengeluarkan pernyataan dan melakukan adegan yang memiliki kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia, vulgar dan tidak sejalan dengan nilai-nilai dan makna bulan suci Ramadhan,’’ kata Kiai Masduki perwakilan dari MUI dalam keterangan yang diterima oleh jurnalis Disway.id, Senin 24 Maret 2025.

Raffi dianggap mengeksploitasi status janda dengan mempelesetkan kata di ruang publik. 

"Raffi dengan vulgar mengeksploitasi status janda dengan mengatakan, 'Janda semakin di depan," tambahnya. 

BACA JUGA:Raffi Ahmad Tegaskan Tak Akan Pensiun dari Artis Meski Sudah Punya Harta Rp1 Triliun

BACA JUGA:Kekayaan Raffi Ahmad Capai Rp1 Triliun Gegara Bisnisnya Mengurita, Hotman Paris: Belum Sempat Korupsi

Sementara itu, kekerasan fisik terjadi pada 3 Maret 2025, ketika ada adegan Raffi Ahmad membanting Anwar.

Kemudian, pada 10 Maret 2025, Raffi Ahmad memasukkan kertas tissue ke mulut Maxim. Padahal, kertas tissue itu bekas dipakai mengelap wajah Ivan Gunawan dan wajah Anwar untuk membuktikan keduanya ber-make up tebal atau tidak.  

‘’Bulan Ramadhan adalah bulan suci karena umat Islam selama sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa dengan berbagai ritual yang ada di dalamnya. Untuk itu, sudah sepatutnya bisa dipahami, dihormati, dan diapresiasi oleh berbagai kalangan khususnya media penyiaran dengan menyajikan program yang menghormati, mematuhi etika dan pedoman yang berlaku,’’ tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads