80 Warga Tewas Akibat Serangan Amerika ke Yaman: 3 Kota Jadi Sasaran Rudal
Serangan Amerika tewaskan 80 warga dan 150 lainya dilaporkan terluka pada 17- 18 April lalu.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID – Serangan Amerika tewaskan 80 warga dan 150 lainya dilaporkan terluka pada 17- 18 April lalu.
Sebanyak 13 serangan dilancarkan oleh Amerika ke pelabuhan Ras Isa serta Hodeidah serta wilayah lainnya dalam usahnya untuk menghabisi kelompok Houthi.
Dalam serangan ke distrik al-Thawra, Bani Matar, dan al-Safiah di ibu kota Sanaa dilaporkan sebanyak 3 tewas dan 4 terluka.
Houthi sendiri mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan serangan ke Amerika meskipun serangan Amerika masih berlangsung.
BACA JUGA:Jadwal Seleksi PPPK 2025 Tinggal Hitungan Hari! Jangan Lewatkan Info Penting Ini Kalau Mau Lolos
BACA JUGA:Ingat! Seluruh Jemaah dan Petugas Haji 2025 Wajib Vaksin Polio
Serangan Amerika ini setelah adanya perintah dari Presiden Donald Trump untuk melakukan serangan militer besar-besaran terhadap Houthi beberapa minggu yang lalu.
Dikatakan bahwa serangan udara tersebut ditujukan untuk memaksa Houthi agar berhenti mengancam kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah pada rute yang penting bagi perdagangan internasional.
Sejak November 2023, kelompok tersebut dilaporkan telah melancarkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang dikatakannya terkait dengan Israel sebagai tanggapan atas perang Israel di Gaza dan sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
BACA JUGA:Detik-detik AG Tewas Tenggelam di Situ Pondok saat Mencari Ikan, Diduga Kram
Pada hari Jumat, pejabat Houthi Mohammed Nasser al-Atifi mengatakan jika Amerika tidak akan menghalangi rakyat Yaman untuk mendukung Gaza, tetapi akan memperkuat keteguhan dan ketahanan mereka.
Houthi, yang juga dikenal sebagai Ansar Allah atau pendukung Tuhan yang merupakan kelompok bersenjata dan menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk Sanaa.
Kelompok tersebut muncul pada tahun 1990-an tetapi menjadi terkenal pada tahun 2014 ketika merebut Sanaa dan memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk meninggalkan negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: