Imbas Perang Tarif, Kemenperin Ungkap PMI Manufaktur Indonesia Kontraksi

Imbas Perang Tarif, Kemenperin Ungkap PMI Manufaktur Indonesia Kontraksi

Imbas Perang Tarif, Kemenperin Ungkap PMI Manufaktur Indonesia Kontraksi-Kemenperin-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dengan memanasnya perang tarif di pasar global, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa kondisi industri manufaktur di dalam negeri terbukti menghadapi pukulan berat, baik itu dari. global maupun domestik.

Menurut Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, salah satu faktor yang turut menyebabkan hal ini adalah karena perang tarif yang digulirkan oleh Amerika Serikat (AS), maupun adanya serbuan dari produk impor di pasar Indonesia.

BACA JUGA:Perang Tarif Memanas, Kemenperin Ungkap Dampaknya ke Indeks Kepercayaan Industri

BACA JUGA:Bertemu dengan HIPKI, Kemenperin Tanggapi Kelangkaan Bahan Baku Kelapa

“Ini tercermin dari merosotnya Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2025 yang berada di level 46,7 atau berada di fase kontraksi (di bawah poin 50), sesuai hasil laporan S&P Global,” jelas Febri kepada Disway di Jakarta, pada Sabtu 3 Mei 2025.

Selain itu, Febri juga menambahkan bahwa penurunan PMI tersebut juga terbilang sangat signifikan, yaitu hingga 5,7 poin dibanding capaian PMI manufaktur pada bulan Maret lalu. 

Diketahui, angka PMI pada bulan Maret lalu masih berada di tingkat ekspansif sebesar 52,4.

“Ini sekaligus menandakan bahwa optimisme atau kepercayaan diri dari para pelaku industri manufaktur di dalam negeri semakin menurun di tengah situasi uncertainty saat ini,” pungkas Febri.

BACA JUGA:Perkuat Kerja Sama, Kemenperin Berikan Apresiasi Kepada Korea Selatan yang Penuhi TKDN Secara Optimal

BACA JUGA:Dorong Pemulihan Ekonomi, Kemenperin Dukung Penerapan Ekosistem Industri Berkelanjutan

Menambahkan, Febri menjelaskan bahwa survei PMI manufaktur merupakan survei persepsi terhadap pelaku industri yang menunjukkan tingkat keyakinan (optimis atau pesimis) pelaku industri manufaktur menjalankan usahanya saat ini.

“Artinya dari hasil survei tersebut, ada tekanan psikologis pada persepsi pelaku usaha mengadapi perang tarif global dan banjir produk impor pada pasar domestik,” jelas Febri.

Perlambatan PMI Manufaktur Indonesia pada April 2025 sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2025 yang tercatat berdada di level 51,90. 

BACA JUGA:Bocoran Penambahan Investasi Korea Selatan Dibocorkan Kemenperin

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads