Masuk Jajaran Kontributor, Kemenperin: Nilai Manufaktur Indonesia Ungguli Negara ASEAN

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita-Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Dengan meningkatnya Manufacturing Value Added (MVA), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa Indonesia telah sukses masuk dalam negara manufaktur global.
Selain itu menurut Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, Indonesia juga telah mengungguli negara Asean lainnya, seperti Thailand dan Vietnam, yang nilai MVA-nya hanya setengah dari nilai MVA Indonesia.
“MVA Thailand berada di posisi ke-22 dengan nilai USD128 miliar, sedangkan Vietnam di posisi ke-24 dengan nilai USD102 miliar,” ujar Menperin Agus kepada Disway di Jakarta, pada Senin 5 Mei 2025.
BACA JUGA:Perludem: Pilkada Diulang, Ujung-ujungnya Sengketa di MK Lagi
BACA JUGA:AHY Warning Generasi Muda! Waspada Hoaks dan Politik Jahat di Era AI
Selain itu, Agus juga menambahkan bahwa Industri manufaktur di Indonesia juga dinilai memiliki struktur yang cukup mendalam dari sektor hulu sampai hilir.
Menurutnya, hal Ini turut berdampak positif pada peningkatan nilai tambah (value added) sehingga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.
“Tren MVA selalu naik sejak tahun 2019-2023 kecuali pada masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Untuk terus memacu value added ini perlu kebijakan yang strategis, pro-bisnis dan pro-investasi sehingga industri manufaktur kita semakin berdaya saing di kancah global,” tutur Menperin Agus.
Merujuk data World Bank, MVA sektor manufaktur Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar atau meningkat 36,4 persen dibanding tahun 2022 sebesar USD 241,87 miliar.
Angka di tahun 2023 tersebut merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah dan mencerminkan peran strategis sektor industri pengolahan dalam perekonomian nasional.
BACA JUGA:Kantongi Restu Pangeran MBS, Prabowo Siapkan Kampung Indonesia Dekat Masjidil Haram
Untuk output dan global value, Indonesia setara dengan negara-negara maju lainnya seperti Inggris, Rusia, dan Prancis.
“MVA menunjukkan nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor manufaktur dalam suatu negara. Ini mencerminkan kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian nasional dan perannya di kancah global,” jelas Agus.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: