Anak Muda Susah Punya Rumah, Ekonom Ungkap Penyebabnya
Selama beberapa tahun terakhir, permasalahan sulitnya membeli rumah yang terjadi di kalangan anak muda kerap menjadi bahan perdebatan.-dok disway-
JAKARTA, DISWAY.ID - Selama beberapa tahun terakhir, permasalahan sulitnya membeli rumah yang terjadi di kalangan anak muda kerap menjadi bahan perdebatan.
Dalam hal ini, gaya hidup konsumtif anak muda sering kali dianggap sebagai alasan utama dibalik sulitnya generasi muda untuk menabung.
Kendati begitu, Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menyatakan bahwa ada beberapa faktor ekonomi yang lebih kompleks dan mendalam memainkan peran yang jauh lebih besar.
BACA JUGA:Menko Airlangga Sampaikan Initial Memorandum, Momentum Bersejarah bagi Aksesi Indonesia ke OECD
BACA JUGA:Pendaftaran Beasiswa Aperti BUMN Dibuka Hingga 16 Juni, IT PLN Siapkan Ratusan Kuota
Salah satu faktor tersebut adalah kesenjangan antara pertumbuhan harga properti dan pendapatan menjadi hambatan utama.
“Harga rumah di Indonesia terus meningkat, sementara pertumbuhan pendapatan tidak sebanding. Harga rumah meningkat jauh lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan upah minimum atau gaji rata-rata pekerja muda, membuat mereka kesulitan untuk memenuhi uang muka atau cicilan bulanan rumah,” jelas Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Senin 2 Juni 2025.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa biaya hidup kini juga cenderung terus meningkat.
Biaya hidup ini sendiri meliputi kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan pendidikan, mengurangi kemampuan anak muda untuk menabung.
Tidak hanya itu saja. Dengan kondisi seperti ini, masih banyak anak muda bekerja di sektor informal atau ekonomi digital yang fleksibel namun kurang stabil dari segi pendapatan.
“Inflasi dan ketidakstabilan harga membuat sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. Ketidakpastian pemasukan bulanan membuat mereka sulit memenuhi persyaratan administratif dalam pengajuan KPR, seperti bukti penghasilan tetap atau riwayat kredit yang baik,” jelas Achmad.
Dengan faktor-faktor ini, Achmad menyimpulkan bahwa kesulitan anak muda dalam memiliki rumah adalah cerminan dari tantangan struktural dalam ekonomi dan kebijakan publik Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
