Konflik Iran-Israel Memanas, Kemenperin Wanti-Wanti Industri Dalam Negeri

Konflik Iran-Israel Memanas, Kemenperin Wanti-Wanti Industri Dalam Negeri

Konflik Iran-Israel Memanas, Kemenperin Wanti-Wanti Industri Dalam Negeri-Kemenperin-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dengan memanasnya konflik militer antara Iran dengan Israel, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga turut memperingatkan akan dampak dari hal tersebut kepada kondisi pasar global, terutama bagi sektor manufaktur.

Pasalnya, konflik Iran-Israel ini diprediksi akan memicu resiko kenaikan biaya produksi, peningkatan biaya logistik dan pelemahan permintaan ekspor. 

BACA JUGA:Teleponan 15 Menit, Prabowo dan Trump Bahas Apa? Mensesneg Buka Suara

BACA JUGA:Curhat Pedih Guru Honorer Sekolah Swasta di Bekasi: Gaji Dipotong, Ijazah Ditahan!

Saat ini, dampak langsung konflik Iran-Israel paling terlihat di pasar energi, di mana peran Timur Tengah sebagai penghasil minyak utama, yang menyumbang hampir 30 persen produksi global—membuat pasar waspada.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa Indonesia sangat rentan terhadap gejolak harga energi dan pangan dunia, dan gangguan rantai pasok bahan baku. 

Menurutnya, energi bagi industri adalah sesuatu yang vital, tidak hanya sebagai sumber energy produksi, tetapi juga sebagai bahan baku dalam proses produksi.

BACA JUGA:Rekomendasi Lelang Mobil Semarang yang Terpercaya

BACA JUGA:Arsenal Incar Anthony Gordon Usai Barcelona Bajak Nico Williams

"Karena itu, industri dalam negeri diminta lebih efisien dalam penggunaan energi dalam proses produksi," tegas Menperin Agus kepada Disway dan media lain di Jakarta, pada Rabu 18 Juni 2025.

Melanjutkan, Agus juga mendorong pelaku industri untuk tidak hanya menggunakan energi secara efisien, tetapi juga mendiversifikasi sumber energi yang digunakan dalam produksi.

Menurutnya, hal ini telah menjadi krusial jika mengingat ketergantungan pada energi fosil impor, terutama yang berasal dari kawasan Timur Tengah, semakin berisiko di tengah konflik geopolitik yang berkepanjangan.

"Penggunaan energi lebih efisien dari berbagai sumber dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri. Industri nasional harus mulai mengandalkan sumber energi domestik, termasuk energi baru dan terbarukan seperti bioenergi, panas bumi, serta memanfaatkan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif," pungkas Menperin Agus.

BACA JUGA:Pemain Timnas dengan Transfer Tertinggi! Klub Jerman Buat Kevin Diks Pecahkan Rekor, Simon Tahamata Tegas

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads