Yusril Tegaskan: Hubungan dengan Brasil Harus Dijaga, Belum Terima Nota Diplomatik Terkait Juliana Marins

Yusril Tegaskan: Hubungan dengan Brasil Harus Dijaga, Belum Terima Nota Diplomatik Terkait Juliana Marins

Yusril Tegaskan: Hubungan dengan Brasil Harus Dijaga, Belum Terima Nota Diplomatik Terkait Juliana Marins-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengingatkan kepada semua pihak dalam menjaga hubungan baik Indonesia - Brasil.

Hal ini  berhubungan dengan insiden kematian Juliana Marins di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat pada 26 Juni 2025 lalu.

BACA JUGA:Groundbreaking Masjid Jami Soeprapto Soeparno: Keluarga Lanjutkan Warisan Almarhum Sejak 1979

BACA JUGA:Sukses Digelar, Konferensi Nasional Megaman dan HiSTAR 2025 Tingkatkan Loyalitas Pelanggan

"Pemerintah Indonesia sangat concern dan berduka atas kematian warga Brasil, Juliana Marins  akibat terjatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter di tebing Gunung Rinjani,"  kata Menko Yusril dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta dikutip Sabtu, 5 Juli 2025.

"Pemerintah menganggap insiden tersebut adalah insiden kecelakaan yang dapat terjadi pada setiap pendaki  gunung. Apalagi medan Rinjani yang berat dan cuaca ekstrem sedang terjadi saat itu," lanjutnya.

Yusril menjelaskan bahwa Pemerintah telah menjelaskan kepada publik insiden tersebut merupakan upaya evakuasi dan otopsi yang dilakukan disebuah Rumah Sakit di Denpasar.

BACA JUGA:TMII Luncurkan TMII Loop, Jalur Sepeda 3,5 Km yang Ramah Komunitas dan Penuh Nuansa Budaya

BACA JUGA:5 Aplikasi Penghasil Uang Paling Gacor, Selesaikan Misi Kamu Bisa Dapat Saldo DANA Kaget Rp 243.000

Ia mengungkapkan bahwa hasil otopsi telah dengan jelas menunjukkan bahwa Juliana Marins meninggal  antara 15-30 menit setelah badannya terhempas di bebatuan gunung akibat kerusakan organ dan patah tulang yang parah karena terjatuh dari ketinggian 600 meter itu.

"Pihak keluarga memang mempertanyakan jarak waktu antara saat terjatuh dan kematian, karena  mereka berpikir ada keterlambatan datangnya pertolongan, sementara korban diduga masih hidup," ungkap Yusril.

"Secara medis, secepat apapun pertolongan datang, upaya untuk menyelamatkan nyawa korban dalam insiden jatuh seperti itu hampir mustahil dapat dilakukan," lanjutnya.

BACA JUGA:Segar dan Berani! X-Ride 125 Tampil Baru untuk Jiwa Petualang

BACA JUGA:Satu KKB Tewas dalam Kontak Tembak dengan Satgas Ops Damai Cartenz

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads