Gunung Anak Krakatau Siaga, Simak Penjelasan Lengkap Dwikorita

Gunung Anak Krakatau Siaga, Simak Penjelasan Lengkap Dwikorita

Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Jumat, 22 April 2022, pukul 02:37 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak.-ESDM-

“Terakhir kan akhir 2018 (bencana tsunami), sekarang 2022, rambu-rambu nya mungkin sudah pada hilang. Nah yang sudah hilang ini BPBD dan masyarakat setempat bisa memasang rambu baru,” katanya.

BACA JUGA:Anak Krakatau Siaga! BMKG: Waspada Potensi Tsunami di Malam Hari

Dwikorita mengungkapkan, sebetulnya semuanya itu sudah ada tinggal di cek kembali. Apakah pada hilang, kotor, pada kotor atau pada rusak.

“Termasuk cek shelter nya sudah 5 tahun enggak dipake, mungkin sudah kotor. Maksudnya seperti itu dan yang penting lagi juga jaringan komunikasi,” katanya.

Jaringan komunikasi di area Gunung Anak Krakatau memang mengalami kesulitan karena blank spot.

“Meskipun ada alat tetapi sinyal enggak ada di Kompleks Gunung Anak Krakatau. Sehingga tidak bisa mengirimkan informasi,” katanya.

BACA JUGA:Tips Mudik Pakai Sepeda Motor dari Suzuki, Perhatikan 7 Poin Ini, Perjalanan Aman, Selamat Sampai Tujuan

Oleh karena itu, dalam fase kesiapsiagaan, BMKG bersama Kominfo, bersama Telkomsel, KKP sedang menyiapkan, akan memasang satelit. Sebagai upaya mengatasi agar tidak terjadi blank spot.

“Bahkan ke depan barang kali diperkuat dengan sistem lain lebih kuat, jadi poinnya di sana. Belum fase kedaruratan, tapi fase persiapan-persiapan meskipun nantinya belum tentu terjadi jangan menyesal kalau sudah disiapkan tidak terjadi letusan. Jangan menyesal justru alhamdulilah tidak jadi,” katanya.

Dwikorita berpendapat, kalau tidak disiapkan lalu terjadi maka akan menyesal. Jadi poin naiknya status Gunung Anak Krakatau dari level II ke level III ini sebagai kesiapsiagaan.

BACA JUGA:Gunung Anak Krakatau Meletus 21 Kali, Abu Menjulang 300 Meter

“Belum ada evakuasi, tetapi radius evakuasi kan 5 kilometer. Adapun pulau terdekat Gunung Anak Krakatau yakni Pulau Sibesi itu, lebih dari 10 kilometer,” katanya.

Dwikorita kembali menegaskan, poinnya itu jadi mewaspadai potensi tsunami namun belum ada evakuasi tsunami. Akan tetapi lebih kepada persiapan-persiapan, termasuk alat elektrik power.

“Mohon semuanya di cek, apakah elektrik power di sana sudah memadai, misal dengan PLN, pihak terkait dan radio informasi ini sangat penting di cek bersama. Kami sarankan ada gladi bersama atau langkah lanjut konferensi pers ada kesiapan koordinasi bersama di lapangan. Sambil tetap berdoa tetapi juga menguatkan kesiapan ini koordinasi BNPB beserta BPBD setempat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarbanten.co.id