bannerdiswayaward

Danantara: Lokomotif Ekonomi Menuju Indonesia Emas

Danantara: Lokomotif Ekonomi Menuju Indonesia Emas

Danantara hadir di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan. Ini menjadi angin segar yang membawa optimisme baru.-dhimas fin-

Selain itu, Danantara juga menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Luar Negeri RI untuk memperkuat diplomasi ekonomi dan membuka akses terhadap modal serta teknologi global.

Proyek Rp13 Triliun Megaproyek Hilirisasi Nikel dan Alumina

Bersama Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group), Danantara telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) pada Selasa, 17 Juni 2025.

MoU ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi keterlibatan Danantara Indonesia dan INA sebagai investor strategis baru dalam mendukung pengembangan bersama Pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC).

Kolaborasi ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas produksi domestik soda kaustik dan Ethylene Dichloride. Ini merupakan bahan baku vital bagi berbagai industri hilir. Termasuk pemrosesan nikel.

• Nilai Investasi $800 juta atau sekitar Rp13 triliun. Ini adalah nilai investasi yang disiapkan bersama dalam proyek besar ini.

• Bukan hanya membangun pabrik. Melainkan membangun fondasi baru bagi industri Indonesia agar lebih tahan guncangan. Tidak lagi tergantung pasokan impor. Terutama bahan kimia hulu.

• Proyek ini melibatkan Danantara Indonesia (investor negara), INA (lembaga investasi negara), dan PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak usaha dari Chandra Asri Group.

• Pabrik ini memiliki kapasitas produksi besar: 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara dengan 827.000 ton dalam bentuk cair) dan 500.000 ton Ethylene Dichloride.

Proyek ini tentu berdampak secara nasional. Tak hanya mengurangi ketergantungan impor. Yang menarik adalah penghematan hingga Rp4,9 triliun setiap tahunnya.

Dari sisi ekspor, produksi Ethylene Dichloride dari pabrik ini berpotensi menghasilkan devisa hingga Rp5 triliun per tahun.

Target pemerintah adalah memperkuat hilirisasi industri Terutama pemurnian nikel dan alumina (bahan baku baterai kendaraan listrik). Pun produksi PVC untuk konstruksi, industri kertas, sabun dan deterjen.

“Inilah pentingnya kemitraan secara strategis. Industrialisasi hilir adalah kunci dalam transformasi ekonomi Indonesia dan membuka peluang besar bagi investor yang berpikir ke depan," papar Pandu Sjahrir, melalui keterangannya yang diterima Disway.

Menurutnya, investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor produk penting. Seperti soda kaustik dan Ethylene Dichloride (CA-EDC).

PT Chandra Asri adalah perusahaan yang bergerak di bidang kimia. Presiden Direktur-nya Erwin Ciputra.

Pada Maret 2025, Chandra Asri Alkali menyatakan kesiapan membangun pabrik kimia Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon, Banten.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads