BMKG Imbau Masyarakat Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi Hingga Sepekan ke Depan
BMKG Imbau Masyarakat Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi Hingga Sepekan ke Depan.--Dok. BMKG
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Lonjakan Potensi Karhutla di Riau, Puncak Kemarau Dimulai Juli
Sementara itu, angin kencang diprediksi dapat terjadi di Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan, yang berisiko memicu gelombang laut tinggi di wilayah sekitarnya.
BMKG mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan ini dapat berdampak pada sektor pertanian, khususnya di sebagian wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatra Selatan, dengan potensi mengganggu proses panen maupun tanam.
Petani disarankan menghindari penanaman di lahan rendah yang rawan tergenang, serta memperkuat saluran irigasi dan drainase.
Sebaliknya, wilayah NTB dan NTT yang relatif lebih kering dinilai ideal untuk melakukan pengeringan hasil panen.
Peningkatan curah hujan juga diprakirakan berdampak pada sejumlah aktivitas pariwisata, seperti destinasi pegunungan dan air terjun, sehingga pengunjung diharapkan waspada terhadap hujan lebat dan kabut tebal.
BACA JUGA:Menuju Indonesia Emas 2045, BMKG Perkuat Sistem Peringatan Dini Hadapi Risiko Iklim
Sedangkan untuk masyasrakat yang berwisata ke Pantai selatan Jawa dan Bali perlu berhati-hati terhadap gelombang tinggi dan angin kencang yang bisa membahayakan wisatawan. Aktivitas laut seperti snorkeling dan surfing sebaiknya ditunda.
Bagi masyarakat yang bepergian pada jalur darat, waspada risiko jalan licin dan longsor, khususnya di wilayah pegunungan dengan curah hujan tinggi.
Peningkatan tinggi gelombang juga berpotensi memberikan dampak di beberapa wilayah perairan, khususnya di Samudra Hindia Barat Sumatera, Perairan Selatan Jawa dan Bali, Perairan Selatan Lombok hingga P. Sumba, sehingga nelayan dan operator kapal diimbau memantau peringatan BMKG untuk meningkatkan kewaspadaan di laut.
Tidak hanya itu, turbulensi dan gangguan penerbangan akibat awan Cumulonimbus dan awan konvektif lain juga berpotensi terjadi di wilayah Sumatra, Banten, Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Natuna, Kalimantan, Selat Makassar, dan Papua, sehingga maskapai perlu memperhatikan informasi SIGMET dan NOTAM.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: