bannerdiswayaward

Israel Perluas Operasi Militer di Jalur Gaza, Rusia Kutuk Keras!

Israel Perluas Operasi Militer di Jalur Gaza, Rusia Kutuk Keras!

Rusia secara tegas kutuk upaya militer Israel memperluas agresinya di Jalur Gaza.-dok disway-

MOSKOW, DISWAY.ID -- Rusia pada hari Sabtu, 9 Agustus 2025, mengutuk rencana Israel yang berencana memperluas operasi militernya di Jalur Gaza.

Keputusan militer Zionis tersebut mengancam situasi di Jalur Gaza semakin memburuk.

Saat ini situasi di kantong wilayah Palestina semakin memprihatinkan, ditandai dengan bencana kemanusiaan.

BACA JUGA:Kredit Korporasi Tumbuh Positif, BRI Dukung Ekspansi Sektor Produktif

BACA JUGA:De Bruyne Sambut Kembalinya Jay Idzes Layaknya Bintang, Timnas Ikut Disorot, Media Italia Viralkan

Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan Moskow mengutuk rencana agresi Israel di wilayah tersebut.

"Diperkirakan tidak akan ada satu pun warga sipil yang tersisa di wilayah tersebut," kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan.

Disebutkan, penduduk Palestina berpotensi menjadi sasaran pengusiran paksa.

"Pihak Israel tidak menyembunyikan niatnya untuk secara bertahap merebut dan menduduki seluruh sektor tersebut dalam tahap-tahap selanjutnya," demikian pernyataan tersebut.

BACA JUGA:Puan Tegaskan PDIP Adalah Partai Penyeimbang: Dukung Pemerintah dengan Pendekatan Kritis

BACA JUGA:Bahlil Buka Suara Soal Gibran Tak Salami Dirinya: Salah Ambil Gambar Itu

Kementerian tersebut memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan secara signifikan mempersulit upaya internasional menuju de-eskalasi di zona konflik, yang akan menyebabkan konsekuensi negatif yang serius bagi seluruh Timur Tengah.

"Rusia menegaskan kembali posisi konsistennya mengenai perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza, pembebasan semua sandera dan tahanan, serta pemulihan akses kemanusiaan tanpa hambatan," tegasnya.

Moskow menekankan bahwa penyelesaian masalah Palestina hanya mungkin dilakukan berdasarkan landasan hukum internasional yang telah mapan, berpusat pada prinsip dua negara, yang membayangkan pembentukan negara Palestina merdeka di dalam perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan hidup berdampingan secara damai dan aman di samping Israel.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads