bannerdiswayaward

Rusia Lancarkan Serangan Mendadak ke Ukraina Jelang KTT Trump–Putin

Rusia Lancarkan Serangan Mendadak ke Ukraina Jelang KTT Trump–Putin

Zelensky terbang ke Washington dengan didampingi sejumlah pemimpin penting Eropa.--Reuters

MOSKOW, DISWAY.ID-- Menjelang pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin di Alaska, militer Rusia melakukan serangan mendadak ke wilayah timur Ukraina.

Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia berhasil maju 10–17 kilometer ke wilayah Donetsk, khususnya di dekat kota tambang batu bara Dobropillia, dengan tujuan menguasai wilayah strategis dan menambah tekanan diplomatik terhadap Kyiv.

Taktik Rusia di Medan Tempur, Ruang Negosiasi

BACA JUGA:Trump Ambil Alih Kepolisian Washington DC, Ratusan Garda Nasional Turun ke Jalan

Menurut data dari DeepState dan pemetaan militer independen, Rusia melancarkan peningkatan aktivitas di front Pokrovsk dan Kostyantynivka.

Mereka berusaha mengepung kota-kota tersebut dengan penekanan pada wilayah Dobropillia dengan mengincar akses lebih dekat ke jalan Dobropillia–Kramatorsk yang memiliki nilai strategis tinggi.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menyatakan bahwa serangan ini merupakan upaya Rusia menciptakan narasi bahwa mereka sedang "maju" di saat yang sama melakukan negosiasi damai, berharap mendapatkan konsesi wilayah.

Zelenskiy menegaskan tidak ada kompromi atas wilayah yang masih dalam kendali Ukraina dengan syarat diplomasi dan resolusi konflik harus melibatkan Ukraina secara langsung.

Implikasi Diplomatik dan Strategis

Aktivitas militer meningkat ini, dilaksanakan hanya beberapa hari sebelum KTT Trump–Putin di Anchorage, Alaska, mencerminkan pola lama yakni penggunaan tekanan militer sebagai alat tawar dalam diplomasi.

BACA JUGA:Iran Dilanda Krisis: Kekeringan, Pemadaman Listrik dan Gelombang Panas

Dilansir dari laporan diplomatik, Rusia disebut menuntut pengambilalihan penuh Ukraina bagian timur sebagai syarat dialog damai, termasuk permintaan yang ditolak keras oleh Kyiv.

Sedangkan Amerika Serikat, melalui juru bicara Gedung Putih, menyebut KTT nantinya sebagai “sesi mendengarkan”, menandakan harapan terbuka tanpa janji konsesi yang memicu kontroversi terhadap solidaritas Barat.

KTT Trump–Putin berpotensi menjadi titik balik yang menentukan nasib perbatasan Ukraina dan krisis geopolitik yang terus membara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads