Keluhan Membludak, Kemenperin Bentuk Pusat Krisis Industri Pengguna HGBT Usai Pasokan Gas Dibatasi

Keluhan Membludak, Kemenperin Bentuk Pusat Krisis Industri Pengguna HGBT Usai Pasokan Gas Dibatasi

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief-Disway/Bianca Chairunisa-

Di sisi lain, Febri juga turut mengungkapkan kejanggalan dibalik aksi pembatasan pasokan HGBT yang seharga USD 6,5 per-MMBTU.

BACA JUGA:Menkes Budi Gunadi Tetapkan Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali, Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak

BACA JUGA:Maduro Siagakan Pasukan Usai Kapal Perang Amerika Masuk Karibia, Venezuela-AS Memanas

"Menurut kami, hal ini janggal karena pasokan gas untuk harga normal, harga di atas USD 15 per MMBTU stabil. Tapi mengapa pasokan untuk HGBT yang berharga USD 6,5 per MMBTU dibatasi? Itu artinya tidak ada masalah dalam produksi dan pasokan gas dari industri hulu gas nasional," pungkas Febri.

Lebih lanjut, Febri mengungkapkan, sebaiknya produsen gas tidak membangun narasi pembatasan pasokan gas karena ingin menaikkan harga gas untuk industri di atas USD 15 per MMBTU.

"Tidak ada isu atau masalah teknis produksi dan pasokan gas dari industri hulu gas. Kami tidak ingin kejadian yang terulang kembali pada industri dalam negeri, dengan kebijakan relaksasi impor yang mengakibatkan turunnya utilisasi produksi, penutupan industri dan pengurangan tenaga kerja pada industri TPT dan alas kaki," tegas Febri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads