Menkes Budi Gunadi Tegaskan: Gula Pembunuh Utama, Cukai Minuman Manis Segera Diterapkan

Menkes Budi Gunadi Tegaskan: Gula Pembunuh Utama, Cukai Minuman Manis Segera Diterapkan

Menkes Budi Gunadi Sadikin-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menyoroti isu kesehatan publik dengan rencana penerapan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

Dalam sebuah pernyataan terbaru, Menkes Budi Gunadi secara lugas menyebut bahwa gula merupakan penyebab kematian nomor 1 di dunia, bahkan mengalahkan rokok.

BACA JUGA:Aksi Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Tunjangan DPR Dibubarkan Aparat dengan Gas Air Mata

BACA JUGA:PSSI-Kemenpora Dukung Nusantara Open 2025, Ajang Cetak Bibit Muda Sepak Bola Indonesia

Pernyataan ini menjadi landasan kuat di balik dorongan pemerintah untuk mengenakan cukai pada produk MBDK sebagai upaya mengendalikan konsumsi gula berlebihan di masyarakat.

Tapi memang masalah nomor 3, nomor 4 dari sesi indikator medis adalah gula darah yang tinggi. Dan gula ini adalah penyebab apa istilahnya, mother of all diseases.

Ibu dari semua penyakit," tutur Menkes Budi saat konferensi pers, dikutip Senin 25 Agustus 2025.

"Kalau gula tinggi dan tidak terkendali, itu bisa nyerang ginjal, bisa nyerang mata, bisa nyerang jantung, bisa nyerang stroke. Jadi kematian yang besar-besar itu karena stroke, karena jantung, karena ginjal, salah satu penyebab utamanya adalah kadar gula yang tinggi," tambahnya.

BACA JUGA:Uya Kuya Klarifikasi Soal Video Anggota DPR Joget, Tegaskan Kabar Kenaikan Gaji Rp3 Juta Per Hari Hoaks

BACA JUGA:KPK Tahan Bos Tambang Rudy Ong Chandra Terkait Pemberian IUP di Kaltim

Gula: Ancaman Serius Kesehatan Publik

Menurut Menkes, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi gula, terutama dalam bentuk minuman manis, jauh lebih luas daripada yang disadari banyak orang.

Gula berlebihan adalah pemicu utama berbagai penyakit tidak menular (PTM) yang mematikan, seperti diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Penyakit-penyakit ini, yang sering disebut sebagai epidemi modern, tidak hanya membebani sistem layanan kesehatan nasional, tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang besar akibat hilangnya produktivitas dan biaya pengobatan yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads