bannerdiswayaward

Mendiktisaintek Buka Suara Soal Penyerangan Gas Air Mata di Unisba: Pintu Komunikasi Terbuka Lebar!

Mendiktisaintek Buka Suara Soal Penyerangan Gas Air Mata di Unisba: Pintu Komunikasi Terbuka Lebar!

Menteri Brian Yuliarto menegaskan, kampus harus menjadi ruang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan maupun perundungan.-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Menteri Pendidikan, Teknologi, dan Inovasi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto angkat bicara menyikapi insiden penyerangan gas air mata saat demonstrasi mahasiswa di Universitas Islam Bandung (Unisba).

Yuliarto menyampaikan keprihatinan mendalam dan menekankan pentingnya dialog sebagai solusi atas permasalahan ini, seraya memastikan bahwa pihak Kementerian membuka pintu komunikasi selebar-lebarnya bagi seluruh pihak terkait.

BACA JUGA:Jakarta Kembali Normal Pascademo, Pramono Cabut Anjuran WFH bagi Perusahaan Swasta

BACA JUGA:Pramono Tak Akan Cabut KJP dan KJMU Pelajar-Mahasiswa yang Ikut Demo

​Mendiktisaintek Brian Yuliarto menyayangkan insiden kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus, yang seharusnya menjadi ruang aman untuk menyampaikan aspirasi. Ia menegaskan bahwa kekerasan, dalam bentuk apa pun, tidak bisa dibenarkan.

"Saya menyayangkan insiden penyemprotan gas air mata ke arah kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), yang dapat dimaknai sebagai serangan terhadap ruang aman kampus," kata Mendiktisaintek dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 2 September 2025.

BACA JUGA:Serbu Beras Murah di 4.337 Lokasi, GPM Diklaim Kendalikan Inflasi

Yuliarto menekankan bahwa kementeriannya tidak akan tinggal diam. Ia telah memerintahkan tim khusus untuk melakukan investigasi mendalam terkait insiden tersebut. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan fakta, memastikan tidak ada pelanggaran HAM, dan menemukan solusi damai.

Ajakan Dialog dan Proses Restoratif

​Sebagai langkah nyata untuk menyelesaikan konflik, Mendiktisaintek Brian Yuliarto secara resmi mengundang perwakilan mahasiswa Unisba, pihak rektorat, dan juga aparat keamanan terkait untuk duduk bersama.

"Kemdiktisaintek adalah rumah bagi mahasiswa. Saya sebagai Mendiktisaintek adalah orang tua sekaligus sahabat mahasiswa. Pintu komunikasi selalu terbuka untuk berbagai aspirasi, isu akademik, maupun dinamika kemahasiswaan," ucapnya.

Yuliarto juga mengusulkan pendekatan restoratif justice atau keadilan restoratif. Pendekatan ini berfokus pada pemulihan, di mana pihak yang berselisih diajak berdiskusi untuk mencari penyelesaian yang adil dan memulihkan hubungan yang rusak. Hal ini, menurutnya, lebih baik daripada menempuh jalur hukum yang berpotensi memperkeruh suasana dan merusak masa depan para mahasiswa.

BACA JUGA:Langkah Cepat Forkopimda Jaksel Pulihkan Rasa Aman Usai Demo Besar di Jakarta

​Pihak Kementerian Pendidikan, Teknologi, dan Inovasi akan memfasilitasi pertemuan tersebut dan memastikan bahwa aspirasi mahasiswa didengar dan dipertimbangkan.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi penyelesaian konflik serupa di masa depan, di mana dialog dan pemulihan selalu diutamakan daripada konfrontasi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads