3 Dampak Positif Program Paket Ekonomi 8+4+5
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 15 September 2025. Agenda rapat difokuskan pada pembahasan kelanjutan paket kebijakan fiskal dan insentif bagi sektor us-Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden-
“Jadi semua itu difokuskan pada bagaimana pemerintah menjawab tantangan mengenai penyediaan lapangan kerja berkualitas dan untuk gig worker pemerintah menjamin keselamatan kerja mereka. Jadi mereka juga mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah,” jelasnya.
BACA JUGA:Persija Wajib Belajar dari Persib Kalau Ingin Angkat Trofi Super League!
Daya Beli Main Meningkat
Fithra menambahkan, paket stimulus ekonomi 8+4+5 juga mampu menjaga daya beli masyarakat. Melalui bantuan pangan berupa 10 kg beras selama dua bulan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat.
Selin itu juga perluasan PPh 21 yang ditanggung pemerintah untuk pekerja di sektor pariwisata, daya beli masyarakat diharapkan semakin meningkat.
“Kalau masyarakat diberikan bantuan sosial, ini kan pasti akan mengurangi beban pengeluaran mereka. Kemudian iuran-iuran yang selama ini membebani juga disubsidi oleh pemerintah, Ini akan berdampak pada daya beli masyarakat,” jelas Fithra.
BACA JUGA:Aturan Baru SNPMB 2026 Resmi Diumumkan Hari Ini, Syarat SNBP 2026 Pakai TKA Selain Nilai Rapor
BACA JUGA:Gol Kaki Kiri Sananta Gegerkan Fans Malaysia, Thom Haye Bongkar Cara Latihan Keras Timnas Indonesia
Selain itu, program padat karya tunai di Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum, menurutnya, juga akan membantu menjaga daya beli.
“Itu kan langsung ada proyeknya, menciptakan lapangan kerja. Pastinya berdampak pada daya beli karena mereka punya uang,” tegasnya.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Paket stimulus ekonomi 8+4+5 juga diharapkan mampu mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada akhir 2025.
BACA JUGA:Museum Nasional Segera Punya Perpustakaan Achmad Bakrie, Perkuat Budaya Literasi
Fithra meyakini program insentif ini akan mendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Seperti yang kemarin terjadi di kuartal II, pertumbuhan ekonomi kita masih bisa dijaga di atas 5,12 persen, salah satunya melalui stimulus yang fokus pada disposable income,” ujar Fithra.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
