Jantung Berdebar Hingga Sesak, Jangan-Jangan Kamu Panic Attack! Ini Solusinya
Serangan panik atau panic attack dapat terjadi kapan saja, bahkan saat seseorang sedang beristirahat atau baru bangun tidur.--Freepik/8photo
JAKARTA, DISWAY.ID - Serangan panik atau panic attack dapat terjadi kapan saja, bahkan saat seseorang sedang beristirahat atau baru bangun tidur.
Kondisi ini terjadi ketika tubuh merasakan gelombang ketakutan yang intens dan tiba-tiba.
Apa Itu Panick Attack?
“Panic attack itu memang menakutkan, tetapi hanya terjadi sementara waktu dan bisa diatasi dengan penanganan yang tepat,” jelas dr Riati Sri Hartini, SpKJ, MSc, psikiater sekaligus dosen Fakultas Kedokteran IPB University dalam tayangan IPB Pedia di YouTube IPB TV.
Ia menuturkan, gejala panic attack ditandai dengan jantung berdebar kencang (palpitasi), nyeri dada, napas terengah-engah, sensasi tercekik, gemetar, hingga muncul pikiran irasional seperti takut mati atau takut kehilangan kendali.
“Ketakutan-ketakutan yang tidak realistis itu muncul bersamaan dalam kondisi yang tiba-tiba,” tambahnya.
BACA JUGA:Netanyahu Panik! Khawatir Isolasi Ekonomi Israel, Tuduh Negara Arab dan China Terlibat Propaganda
Menurut dr Riati, penyebab pasti panic attack belum sepenuhnya dipahami.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu atau memperburuk kondisi, mulai dari faktor genetik dan biologis, seperti riwayat kesehatan keluarga serta ketidakseimbangan zat kimia otak, hingga faktor lingkungan dan psikologis, seperti stres, trauma, maupun penggunaan zat adiktif.
Untuk mengatasi serangan panik, ia menyarankan beberapa teknik sederhana, seperti relaksasi, debriefing, meditasi, yoga, hingga pemberian afirmasi positif.
“Kuncinya adalah dilakukan rutin dan berkesinambungan, agar tubuh tidak menumpuk stres yang akhirnya memicu panic attack,” ujarnya.
BACA JUGA:Jangan Panik saat Air Mati, Kini Ada Aplikasi LAPOR PAM
Meski begitu, jika serangan panik terjadi berulang hingga dua sampai tiga kali dalam seminggu dan mengganggu produktivitas, ia menyarankan agar segera mencari bantuan profesional.
“Kita perlu menemui profesional untuk memvalidasi kondisi ini, apakah benar panic attack atau ada masalah medis lain. Jika memang panic attack, akan diberikan terapi yang tepat agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari,” kata dr Riati.
Dengan mengenali gejala serta memahami faktor pemicu, seseorang dapat mengembangkan strategi pengelolaan kecemasan dan mengurangi risiko serangan panik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
