Bukan 'Motoran Biasa', Wahana Honda Ajak Media Menyelami Sejarah dan Keunikan Jakarta
Tim Disway terlibat langsung dalam acara Wahana Honda. Merasakan sensasi berkendara dengan New Honda Scoopy yang menurut kami cocok untuk lintas perkotaan.-Dok. Disway-
Kemudian kami dibawa kembali mengenal sejarah Gereja Bethel. Ini merupakan bangunan rumah ibadah pertama di Jatinegara.
"Makanya dari zaman dulu, kawasan Jatinegara ini kebanyakan penganut agama Kristen dan Tionghoa," ujar Sigit.
Sisi kiri Gereja itu disebut oleh Sigit, pernah berdiri sebuah benteng. "Bahkan pasukan Inggris dan Prancis pernah bertempur di kawasan ini," tambah Sigit.
Bentengnya memang sudah nggak ada peninggalannya. Tapi Sigit menyimpan tiga buah genteng Tan Liok Tiauw Batavia yang pernah digunakan penjajahan Belanda untuk struktur bangunan.
"Buat kenang-kenangan. Ciri-cirinya ada cetakan nama siapa yang produksi. Nah, yang bersejarah ya genteng ini.
"Kalau ada bangunan lama sekarang masih gunakan genteng ini, bisa jadi bangunanya udah sampai 100 tahun lebih," ungkapnya.
Menyisir Passer Mester Jatinegara
Pencarian kami mendalami sejarah Jakarta tak berhenti di situ. Di belakang gereja tersebut, kurang lebih 200 meter terdapat pasar yang cukup legendaris.
Ya, Pasar Lama Jatinegara. Pasar ini ikonik karena bangunannya terbagi tiga sisi. Sisi selatan, Utara dan Tengah sebagai induknya.
Dan di sana pula terdapat sebuah kelenteng atau Vihara Amurva Bhumi Balimester.

Berdiri dan menjadi saksi kelenteng ratusan tahun ini terjaga, terawat dan bernilai sejarah penting untuk etnis Tionghoa di Jakarta.-Dok. Disway-
Kelenteng ini ada setelah terjadinya pembantaian 10.000 etnis Tionghoa di tahun 1740'an oleh pasukan VOC, di bawah gubernur Jenderal Adrian Valckenier.
"Nah habis dari sini (Pasar Lama) kita ke sisi kiri lagi, ada gang Tai yang fenomenal di Jatinegara," ujar Sigit.
Sigit bercerita, gang tersebut dikenal menohok karena zaman dulu, rumah-rumah warga saling membelakangi.
"Berjejer jamban-jamban yang langsung turun ke selokan. Tapi sekarang udah nggak ada, udah dirapihin," ujar Sigit dengan logat khas Betawi.
Sebagai gambaran, gang Tai ini unik, aksesnya hanya bisa dilalui satu orang pejalan kaki. Kendaraan sepeda motor nggak bisa lewat sini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: