Dampak Topan Ragasa, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Wilayah Indonesia

Dampak Topan Ragasa, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Wilayah Indonesia

ILUSTRASI: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Wilayah Indonesia.--canva

Untuk Bibit Siklon 92W sendiri, terpantau di Samudra Pasifik Barat sebelah timur laut Papua dengan kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1013 hPa.

BACA JUGA:BMKG Prediksi Musim Hujan Lebih Cepat: Waspada Risiko Hidrometeorologi dan Peluang untuk Pertanian

BMKG menuliskan ada potensi berkembang menjadi siklon tropis dalam jangka waktu 24-72 jam ke depan, namun peluangnya 'rendah'.

Sedangkan, Bibit Siklon Tropis 98B terpantau di Teluk Benggala dengan kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1006 hPa. 

Potensinya untuk berkembang jadi siklon tropis perlu dipantau dalam 24-72 jam ke depan, namun peluangnya 'rendah'.

Dampak tak langsung dari Bibit Siklon 98B ini adalah gelombang laut tinggi sekitar 1,25-2,5 meter di Samudera Hindia Barat Aceh dan Selat Malaka bagian utara.

Topan Ragasa Hantam Filipina, Puluhan Ribu Warga Diungsikan

Diketahui, Topan Ragasa yang menghantam Filipina merupakan topan dengan level 5.

BACA JUGA:BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Hantui RI Sepekan ke Depan, Waspada Banjir dan Longsor

Akibat insiden tersebut, ratusan warga harus diungsikan pada Senin 22 September hari ini.

Sekolah-sekolah dan pusat-pusat evakuasi di Filipina dipenuhi lebih dari 10.000 pengungsi saat hujan lebat dan angin kencang dari Topan Ragasa menerjang wilayah utara negara itu.

Topan tersebut, yang semakin kuat saat bergerak menuju Tiongkok selatan, diperkirakan akan mendarat di Pulau Babuyan, Filipina.

Kepulauan yang jarang penduduknya ini terletak sekitar 740 km di selatan Taiwan, tempat evakuasi skala kecil juga sedang berlangsung.

Badan meteorologi nasional menyampaikan hingga pukul 11.00 pagi, angin kencang berkecepatan maksimum 215 km per jam dilaporkan di pusat badai, dengan hembusan mencapai 265 km per jam saat bergerak ke barat menuju Kepulauan Babuyan.

BACA JUGA:Daftar Wilayah Masuk Musim Hujan September-November 2025, Ini Penjelasan BMKG

"Saya terbangun karena angin kencang. Angin itu menghantam jendela, dan terdengar seperti mesin yang dinyalakan," kata Tirso Tugagao nyang merupakan seorang warga Aparri di kota pesisir di Provinsi Cagayan Utara seperti dilansir scmp.com.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads