bannerdiswayaward

Ahli Gizi Kritik Keras Menu MBG Spageti dan Burger, Kepala BGN: Itu Atas Permintaan Anak Agar Tidak Bosan

Ahli Gizi Kritik Keras Menu MBG Spageti dan Burger, Kepala BGN: Itu Atas Permintaan Anak Agar Tidak Bosan

Ahli Gizi Kritik Keras Menu MBG Spageti dan Burger, Kepala BGN: Itu Atas Permintaan Anak Agar Tidak Bosan-Disway/Hasyim Ashari-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menghadapi sorotan tajam, kali ini terkait keberadaan menu makanan cepat saji seperti spageti dan burger dalam paket yang dibagikan.

Kritikan keras datang dari ahli gizi, yang menilai menu tersebut tidak selaras dengan tujuan program untuk menyediakan nutrisi optimal dan pangan lokal bagi anak-anak Indonesia.

BACA JUGA:Swallow Power Storm XP Debut di IMOS 2025, Ban Tangguh di Segala Kondisi Jalan

BACA JUGA:WAZIN Kukuhkan 15 DPW, Tegaskan Kiprah Alumni Al-Azhar Perkuat Dakwah Moderat

Kritik Pedas Ahli Gizi: Gizi Tidak Optimal dan Ketergantungan Impor

Kritik tersebut dilontarkan oleh Dr. Tan Shot Yen, seorang pakar gizi komunitas, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Dr. Tan menyoroti pemilihan menu yang didominasi oleh olahan tepung gandum, bahan dasar spageti dan roti burger.

Menurut Dr. Tan, menu seperti spageti dan burger memiliki beberapa kelemahan fundamental dalam konteks program gizi nasional:

* Gizi Tidak Optimal: Makanan tersebut cenderung tinggi karbohidrat olahan dan lemak, namun miskin serat, mikronutrien penting, serta protein berkualitas yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan fisik anak.

BACA JUGA:Wakil Kepala BGN Nangis Sesenggukan Soal Kasus Keracunan MBG: Saya Minta Maaf

BACA JUGA:Terima Kasih Presiden FIFA! AFC Akhirnya Akui Kecurangan Arab Saudi, Skuad Garuda Siap Gelar TC

* Ketergantungan Impor: Bahan dasar seperti tepung gandum umumnya tidak diproduksi di Indonesia, sehingga penggunaannya dalam skala besar bertentangan dengan semangat kemandirian pangan lokal dan menguras devisa.

* Membentuk Pola Makan Buruk: Memberikan menu cepat saji secara rutin dikhawatirkan akan membentuk kebiasaan makan yang tidak sehat sejak dini.

"Yang dibagi adalah burger. Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia," kata Tan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi IX DPR RI.

"Dibagi spageti, dibagi bakmi Gacoan, oh my god. Dan maaf, ya, itu isi burgernya itu kastanisasi juga, kalau yang dekat dengan pusat supaya kelihatan bagus dikasih chicken katsu," sambungnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads