KPK Tegaskan Penyelidikan Kasus Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh Masih Berjalan

KPK Tegaskan Penyelidikan Kasus Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh Masih Berjalan

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, memberi keterangan pers di Jakarta.-Ayu Novita-

JAKARTA, DISWAY.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan penyelidikan dugaan penggelembungan dana atau mark up dalam proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh masih terus berlanjut.

“Kami pastikan bahwa penyelidikan perkara KCIC ini masih berprogres. Tim masih melakukan penelusuran dan pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang diduga mengetahui perkara ini,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Sabtu (1/11/2025).

Menurut Budi, sejumlah pihak telah dimintai keterangan, dan proses pemanggilan masih akan berlanjut. Ia juga mengingatkan agar semua pihak yang akan diperiksa bersikap kooperatif.

BACA JUGA:Kasus Kereta Cepat Whoosh, KPK Tegaskan Pihak Terkait Harus Kooperatif dalam Penyelidikan Dugaan Korupsi

"Tentunya ini masih akan terus bergulir, karena tim akan menelusuri pihak-pihak lain untuk mengumpulkan keterangan tambahan yang dibutuhkan dalam tahap penyelidikan,” tegasnya.

Meski demikian, Budi belum merinci siapa saja yang sudah atau akan dipanggil untuk dimintai keterangan.

Penyelidikan dugaan mark up proyek kereta cepat ini ternyata sudah dimulai sejak awal tahun 2025. Hal itu dibenarkan oleh Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu.

"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan,” kata Asep kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

Asep menegaskan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara tertutup sebagaimana lazimnya tahap penyelidikan di KPK.

BACA JUGA:Terus Selidiki Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, KPK Belum Ungkap Pihak-Pihak yang Diminta Keterangannya

Isu dugaan mark up proyek Whoosh sebelumnya sempat disinggung mantan Menko Polhukam Mahfud MD.

Dalam salah satu unggahan di kanal YouTube pribadinya, Mahfud mengungkap adanya perbedaan mencolok dalam biaya pembangunan per kilometer antara versi Indonesia dan China.

“Menurut pihak Indonesia, biaya per 1 kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS. Tapi di China sendiri hitungannya 17 sampai 18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat kan,” kata Mahfud.

Mahfud juga menyoroti beban utang proyek Whoosh yang mencapai sekitar Rp4 triliun pada 2025.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads