bannerdiswayaward

Aktivis Papua Nilai Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan: Jangan Wariskan Luka Politik

Aktivis Papua Nilai Soeharto Layak Dapat Gelar Pahlawan: Jangan Wariskan Luka Politik

Aktivis Papua, Charles Kossay, sebut pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menolak usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto bisa membuka lama luka politik-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Aktivis Papua, Charles Kossay, menilai pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto, merupakan bentuk penilaian yang emosional dan berpotensi membuka kembali luka lama politik bangsa.

Menurut Charles, komentar tersebut kurang tepat jika dijadikan dasar menilai kelayakan seseorang memperoleh gelar pahlawan nasional.

BACA JUGA:Cocokan Barang Bukti, Polisi Geledah Rumah NF, Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta

BACA JUGA:Buntut Ledakan SMAN 72, Menteri PPPA Akui Program Sekolah Ramah Anak Perlu Penguatan

“Pernyataan Bu Mega sebagai tokoh yang kita teladani terkesan emosional dan tidak bijak. Jika setiap peristiwa masa lalu dijadikan ukuran, maka bangsa ini akan mengalami kemunduran. Bukan mengambil pelajaran, tetapi justru memperpanjang dendam antarkelompok,” ujar Charles dalam keterangannya, Sabtu, 8 November 2025. 

Ia mengingatkan, politik yang diwariskan kepada generasi muda seharusnya dibangun atas dasar ide dan perjuangan, bukan atas dasar iri atau luka masa lalu.

Charles menilai, meski kisah sulitnya pemakaman Presiden Soekarno memang menyentuh hati, hal itu tidak sepatutnya dijadikan alasan menolak jasa kepemimpinan nasional Soeharto.

BACA JUGA:Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Megawati Disindir Gemar Simpan Luka Lama

BACA JUGA:Bersama Menko PM, PNM Hadirkan Rumah Inklusif untuk Wujudkan Kemandirian Disabilitas di Kebumen

“Perlu berjiwa besar untuk mengakui perjuangan Soeharto selama memimpin Indonesia. Selama 32 tahun kepemimpinannya, banyak infrastruktur dibangun, ekonomi tumbuh, dan pendidikan berkembang. Catatan jasa itu tidak bisa dihapus hanya karena luka pribadi,” tegasnya.

Charles menambahkan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa saat ini jauh lebih penting di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Ia menilai, bangsa ini perlu menjaga kedamaian dari Aceh hingga Papua, dengan menghormati semua tokoh bangsa tanpa terjebak pada konflik politik masa silam.

“Yang kita butuhkan sekarang adalah kedewasaan politik, bukan dendam politik,” ujarnya.

Lebih lanjut, Charles juga menyoroti peran besar Soeharto dalam sejarah integrasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BACA JUGA:Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Tinggal di Rumah Kawasan Elite Sukapura

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads