Cek Gula Darah dan HbA1c Kamu, Segini Nilainya Jika Kena Diabetes
Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2024 menetapkan rentang kadar berikut untuk diagnosis:-Tumisu-Pixabay
Diabetes sendiri merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh peningkatan kadar gula darah akibat resistensi insulin atau gangguan fungsi pankreas dalam memproduksi insulin.
Hormon insulin berperan penting dalam mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, serta menjaga kadar gula darah tetap normal.
Kondisi ini tidak hanya menyerang orang dewasa atau lanjut usia, tetapi juga dapat dialami oleh bayi, anak-anak, hingga remaja, terutama jika memiliki faktor genetik dari orang tua.
Gejala awal klasik diabetes yang perlu diwaspadai disingkat 3P yaitu Poliuria sering buang air kecil, Polidipsi (sering haus), Polifagi (sering lapar).
Gejala ini muncul karena kadar gula darah yang tinggi membuat tubuh tidak dapat menggunakan glukosa dengan baik.
“Saya pernah menangani pasien berusia 27 tahun yang sudah mengidap diabetes tipe 2. Hal ini menunjukkan bahwa pola hidup tidak sehat seperti kurang aktivitas, konsumsi tinggi gula dan lemak, serta stres, semakin mempercepat munculnya DMT2 pada usia muda. Ini perlu perhatian serius karena banyak remaja dan dewasa awal yang kini berisiko mengalami komplikasi di usia produktif,” ungkap dr. Deasy.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta Kalau Durian Gak Aman Buat Gula Darah atau Diabetes? Ini Jawabannya
Pada usia muda, diabetes dapat muncul dalam beberapa tipe, mulai dari Diabetes Melitus Tipe 1 (DMT1) yang disebabkan faktor autoimun maupun idiopatik, Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) yang dipengaruhi genetik dan gaya hidup, hingga diabetes tipe monogenik seperti MODY dan diabetes neonatal yang terkait kelainan gen tunggal.
Kondisi ini menunjukkan bahwa diabetes dapat terjadi bukan hanya pada orang dewasa, tetapi juga pada anak dan remaja.
Menurutnya, faktor risiko diabetes dibagi dua, yaitu yang tidak bisa diubah (usia dan keturunan) serta yang bisa dikendalikan seperti berat badan, pola makan, merokok, hipertensi dan aktivitas fisik. Karena itu, edukasi dan deteksi dini menjadi langkah penting agar diabetes tidak berkembang menjadi komplikasi berat.
“Diabetes memang tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Maka itu terdapat anjuran skrining dimana gejala dapat dideteksi sejak dini. Di Primaya Hospital, skrining dilakukan lewat pemeriksaan penyakit dalam, laboratorium, dan edukasi gaya hidup sehat untuk mencegah serta mengendalikan komplikasi jangka panjang.” tambah dr. Deasy.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
