Kemenkes Ungkap 12,7 Persen Warga Indonesia Idap Depresi, Hanya 0,7 Persen Cari Bantuan
Kemenkes mendorong masyarakat melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai upaya deteksi dini dan mendapatkan pengobatan jika terdiagnosis mengalami gangguan mental.-Istimewa-
2. Aksesibilitas: Terbatasnya jumlah psikolog dan psikiater, terutama di daerah luar Jawa dan kota besar.
3. Biaya: Meskipun sebagian layanan ditanggung BPJS Kesehatan, persepsi biaya yang mahal dan proses yang rumit masih menjadi kendala.
BACA JUGA:Ditutup Melemah, IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini Senin 24 November 2025
BACA JUGA:Netanyahu Bikin Gencatan Senjata Gaza Terancam Runtuh, Israel dan Hizbullah Saling Serang!
4. Minimnya Pemahaman: Banyak penderita yang tidak menyadari bahwa gejala yang dialami adalah depresi dan dapat diobati.
"Ketika tidak mencari pengobatan, dibiarkan depresi, ringan awalnya kemudian menjadi semakin parah,” kata Yunita.
Strategi Kemenkes: Integrasi Layanan Primer
Untuk itu, Kemenkes mendorong masyarakat melakukan skrining kesehatan jiwa sebagai upaya deteksi dini dan mendapatkan pengobatan jika terdiagnosis mengalami gangguan mental.
BACA JUGA:STFC Tegaskan Pentingnya Stabilitas Operasional di Bandara Soekarno-Hatta
BACA JUGA:Debut Gemilang Raymond/Joaquin di BWF Level Super 500, Raih Podium Ganda Putra Australia Open 2025
Di Jakarta, Dinas Kesehatan mengimbau warga yang mengalami kecemasan terus-menerus atau masalah psikologis untuk memanfaatkan layanan konseling gratis Jakarta Counseling and Assistance for Resilience and Empowerment (JakCare). Layanan ini bisa diakses melalui aplikasi JAKI (Jakarta Kini) atau menghubungi 0800-1500-119.
Bagi individu yang terdeteksi mengalami kondisi kegawatdaruratan psikiatri, layanan akan langsung menghubungkan pengguna ke fasilitas kesehatan dan instansi terkait sesuai mekanisme yang ditetapkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
