Mengenal Sosok Guru Pertama di Dunia dan Warisannya bagi Peradaban
banyak catatan sejarah menempatkan Konfusius, filsuf besar Tiongkok yang lahir pada 551 SM, sebagai guru pertama di dunia.--Times of India
Demi menghidupi keluarganya, Konfusius bekerja di berbagai posisi pemerintahan, mulai dari penjaga gudang hingga akhirnya menjadi menteri pekerjaan umum dan menteri kejahatan di negara Lu. Dari pengalaman birokrasi inilah dasar-dasar etikanya mulai terbentuk.
Konfusius dikenal sebagai figur yang mengusung gagasan revolusioner: pendidikan bukan hak istimewa, melainkan hak setiap manusia.
Ia membuka kesempatan belajar bagi rakyat dari berbagai latar belakang, sebuah terobosan radikal di Tiongkok kuno.
Ajarannya Konfusius berfokus pada:
1. Ren (Kemanusiaan) sebagai Dasar Karakter
Konfusius meyakini bahwa seseorang harus mengembangkan karakter moral untuk menciptakan harmoni sosial—dari rumah tangga hingga negara.
2. Kesalehan kepada Orang Tua (Filial Piety)
Kesetiaan, hormat kepada orang tua, serta penghormatan kepada leluhur merupakan kunci stabilitas masyarakat.
BACA JUGA:65 Ucapan Hari Guru Nasional 2025 dari Anak TK-SD, Sederhana tapi Berkesan!
3. Pemerintahan Berbasis Etika
Menurut Konfusius, pemimpin harus memerintah melalui teladan moral, bukan kekerasan. Ia menentang penggunaan kekuatan sebagai alat kontrol dan menekankan bahwa pemimpin yang tidak adil akan kehilangan Mandate of Heaven—legitimasi moral untuk memimpin.
4. Pendidikan sebagai Senjata Peradaban
Konfusius tidak sekadar mengajar; ia mengajak muridnya berpikir melalui dialog, pertanyaan, dan perenungan mendalam. Baginya, pendidikan adalah sarana memperbaiki diri dan masyarakat.
Ajaran-ajarannya kemudian dibukukan dalam The Analects, kumpulan ucapan dan percakapannya dengan murid-murid.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
