Sejarah Pita Merah: Simbol Hari AIDS Sedunia dan Makna Mendalam di Baliknya

JAKARTA, DISWAY.ID - Dunia memperingati Hari AIDS Sedunia setiap tanggal 1 Desember sebagai ajakan bersama untuk memahami lebih dalam tentang HIV/AIDS. Mulai dari cara penularan, gejala, hingga langkah pencegahannya.

Momen ini juga digunakan untuk mengenang jutaan orang yang telah kehilangan nyawa akibat penyakit tersebut serta mengurangi stigma yang masih melekat hingga sekarang.

Salah satu ikon yang paling mudah dikenali dari kampanye HIV/AIDS adalah pita merah.

Simbol sederhana ini tidak hanya dikenakan pada peringatan Hari AIDS Sedunia, tetapi juga sepanjang tahun sebagai bentuk dukungan kepada mereka yang hidup dengan HIV.

Meski begitu, tidak semua orang mengetahui bagaimana simbol ini bisa tercipta.

BACA JUGA:Mengapa 1 Desember Jadi Hari AIDS Sedunia? Ini Penjelasan Lengkapnya

Banyak masyarakat menganggap pita merah menggambarkan cinta dan kepedulian terhadap orang dengan HIV.

Ada juga yang menilai warna merah mencerminkan darah—sesuai dengan salah satu jalur utama penularan HIV.

Akan tetapi, asal-usulnya jauh lebih dalam dan berakar dari gerakan seni.

Mengungkap Makna dan Sejarah Dibalik Simbol Solidaritas HIV/AIDS

Pada akhir 1980-an, dampak HIV/AIDS terhadap komunitas seni di Amerika Serikat semakin terasa.

Hal ini mendorong sejumlah seniman dan pekerja seni membentuk organisasi bernama Visual AIDS pada tahun 1988.

Tujuannya adalah menggunakan seni sebagai medium untuk mengedukasi masyarakat sekaligus menunjukkan solidaritas kepada para penyintas HIV.

BACA JUGA:Dosen Esa Unggul Peringati Hari AIDS Sedunia

Pada 1991, beberapa seniman Visual AIDS berkumpul dan sepakat untuk menciptakan tanda visual yang mudah diingat, mudah digunakan, serta bisa menyampaikan empati kepada penderita HIV maupun para perawatnya.

Sumber: