Bawazier Soedomo
--
Awalnya saya kada pinandu dengan Kholid Bawazier. Saya agak ragu saat menyalaminya di Jeddah dua minggu lalu. Ia agak berubah –dibanding lebih 10 tahun lalu. Jenggotnya kini jauh lebih panjang. Umurnya memang sudah 68 tahun.
"Saya masih sering ke Surabaya," ujar Kholid yang kelahiran Jalan Sasak, Ampel, Surabaya. Tahun-tahun belakangan Kholid memang sudah lebih banyak di Jeddah. Bisnisnya di Arab Saudi terus berkembang. Yang terakhir bersama kopi Kapal Api bikin pabrik Kopi Kapal Api Wazaran (Disway 13 November 2025: Soedomo Bawazier).
Sebelum itu Kholid sudah punya pabrik Indomie di sana. Banyak. Di Saudi saja punya dua pabrik Indomie. Di Jeddah (sisi barat Saudi) dan di Dammam (sisi timur). Dari Saudi Indomie berkembang ke berbagai negara Arab lainnya.
Kini pabrik Indomie-nya sudah berdiri di delapan negara lainnya: Mesir, Syria, Lebanon, Yaman, Turkiye, Ethiopia, Sudan, Maroko –lalu meloncat ke Serbia di Eropa.
Perusahaan Kholid di Saudi bernama Wazaran. Itulah sebabnya nama perusahaan baru yang dibangun bersama Soedomo Mergonoto di Jeddah disebut Kapal Api Wazaran.
"Apa arti Wazaran?" tanya saya.
"Nama lain dari Bawazier," jawabnya.
Kholid Bawazier memulai bisnis saat tamat SMA. Ibundanya memintanya tidak usah kuliah untuk membantu ayahnya yang sudah tua. Yakni untuk mengelola toko sarung di kampung Arab, Jalan Sasak –dekat pabrik kopi Kapal Api milik ayah Soedomo di Pecinan Surabaya.
Dari situ Kholid berkembang ke dagang sarung ke berbagai jurusan. Lama-lama bisa ekspor sarung ke luar negeri.
Setelah memiliki pasar yang luas, Kholid bikin pabrik sarung sendiri –sarung cap Mangga. Ekspor sarungnya bertambah-tambah.
Pengalaman ekspornya itu dipakai untuk mulai ekspor yang lain: jamur. Kholid tahu Jepang memerlukan banyak jamur. Ia pun tanam jamur sendiri. Di lereng Gunung Bromo. Sekaligus membangun pabriknya sekitar lima kilometer dari kebunnya.
Dari sukses ekspor jamur, Kholid ekspor ikan tuna. Ia pun membangun pabrik pengolahan tuna di Bitung, dekat Manado. Ia sangat dipercaya Jepang. Jamur dan tunanya dapat pasar yang besar.
Tidak semuanya lancar. Di zaman Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti, bisnis ikannya terganggu. Pabriknya di Bitung sampai ditutup.
Kholid tidak menyerah. Ia ingin pindah ke Cirebon. Ia bangun pabrik pengolahan tuna di Cirebon.
"Membangun pabrik tuna di Cirebon tidak masuk akal tetapi harus saya lakukan," ujar Kholid.
Tunanya diambil dari Bitung. Dibawa ke Cirebon. Lalu diekspor ke Jepang melewati laut dekat Bitung.
Sebelum pabrik Cirebonnya beroperasi menteri perikanannya ganti. Peraturan berubah. Pabriknya yang di Bitung dijalankan lagi. Sampai sekarang. Investasi barunya di Cirebon tidak dilanjutkan –meski sudah telanjur keluar uang banyak.
"Apakah punya niat membangun pabrik mie dengan merek sendiri?" tanya saya sambil makan siang serba kambing di Jeddah usai peresmian Kapal Api Wazaran. Di meja makan itu ada Soedomo Mergonoto, pemilik Kapal Api dan Novi Basuki, redaktur Harian Disway.
"Tidak ada. Kan tidak etis," jawabnya.
Meski sudah mengetahui dengan detail soal mie, untuk bisnis bidang itu ia akan tetap bersama Bogasari dengan Indomie, Supermi, dan Sarimi-nya.
Kini ia sudah 40 tahun menjalankan pabrik Indomie di Saudi. Sudah tahu A sampai Z. Pun soal selera rasanya. Tapi Kholid tidak akan melakukannya sendiri.

--
Riwayat Kholid di bisnis mie juga sangat natural. Awalnya dari coba-coba dulu. Ia beli Indomie dari koperasi karyawan Bogasari di Surabaya. Ia kirim mie itu ke Arab Saudi. Awalnya hanya kirim 100 kardus. Dikirimnya bersama sarung cap Mangga.
Kholid dapat pasar di sana. Lama-lama bisa kirim Indomie satu kontainer. Tiga kontainer. Lima kontainer.
"Sampai akhirnya saya tidak bisa beli Indomie lagi di koperasi karyawan Bogasari Surabaya," ujar Kholid.
Padahal dengan kulakan lewat koperasi ia bisa dapat harga lebih murah. Tapi setelah itungan kontainer, koperasi tidak bisa melayani.
Sejak itulah Kholid berhubungan dengan Indomie pusat di Jakarta. Ekspornya pun terus bertambah. Lalu Kholid mengusulkan agar Indomie bikin pabrik di Saudi.
Usul itu tidak disetujui. Dianggap terlalu berisiko. Indomie punya ide lain: kenapa tidak Kholid saja yang membangun. Pakai sistem royalti. Bayar royalti ke Indomie.
Kholid setuju dengan ide itu. Dibangunlah pabrik di Jeddah. Lokasinya hanya sekitar 500 meter dari pabrik kopi Kapal Api Wazaran.
Apakah pabrik sarungnya masih diurus?
Tidak saja masih diurus! Bahkan juga dikembangkan. Kholid tiga tahun lalu mengambil alih pabrik sarung merek Gadjah Duduk. Yang di Pekalongan itu. Tahun itu Gadjah Duduk pailit. Dilelang. Kholid ikut lelang. Menang.
Sebagai satu-satunya anak yang tidak boleh kuliah oleh ibunya, Kholid tidak sakit hati. Perintah ibu dianggapnya berkah. Apalagi latar belakang perintah itu jelas: agar Kholid membantu di toko sarung ayahnya yang sudah tua.
Ketika sang ayah meninggal dunia, perusahaan pun dimiliki bersama delapan bersaudara. Hanya saja Kholid menjadi pemegang saham terbesarnya: 40 persen. Sisanya dibagi rata untuk tujuh orang. Termasuk untuk dua anak perempuan yang semuanyi jadi dokter gigi.
"Biar pun anak perempuan bagiannyi sama. Kami tidak menjalankan ketentuan bahwa anak perempuan dapat separo anak laki-laki," ujar Kholid.

--
Itulah sebabnya delapan bersaudara itu tetap rukun. Saya tidak bertanya bagaimana Wazaran Group di tangan generasi ketiga kelak. Kapal Api sudah berproses beralih ke generasi ketiga.
Mitos ''generasi ketiga menghancurkan'' kini sedang dilawan oleh generasi ketiga Kapal Api. Pendidikan mereka kian tinggi. Kian modern. Kian banyak cara yang ditemukan agar di tangan generasi ketiga mereka tetap jaya –seperti tekad partner Kholid di Kapal Api. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 28 November 2025: Empat Dimensi
ra tepak pol
Alhamdulillah 'ala kulli haal ❤️❤️❤️ ✋️☝️☕️ ngopi time sedulur Bang / Pak ? Satria Tomat pegang posisi pertama. Silakan nyatakan produk BBM nya; naga² nya saingan berat PERTADEX. Bebas etanol kah ?
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
POLITIK SEBAGAI TEATER, GEDUNG PUTIH SEBAGAI PANGGUNG.. Yang paling menarik dari pertemuan Trump–Mamdani justru bukan politiknya, melainkan show-nya. Ini lebih mirip episode spesial reality show ketimbang konferensi pers negara adidaya. Satu duduk di kursi presiden, satu berdiri di samping. Satu bertanya, satu mengangguk. Bahkan tepukan di lengan pun terasa seperti adegan yang sudah diblok sejak gladi resik. Di era sekarang, politik bukan lagi soal dokumen kebijakan, tapi soal kamera, sudut pengambilan gambar, dan jeda dua detik sebelum senyum. Trump paham betul itu. Ia tak hanya mengatur narasi, tapi juga lighting emosional. Mamdani pun tak kalah piawai: ia tahu kapan harus diam, kapan harus menyela, kapan harus terlihat rendah hati tapi tetap tajam. Saya melihat ini bukan duel ideologi, melainkan adu kecerdasan mengelola persepsi publik. Yang diperebutkan bukan kursi di ruangan itu, melainkan pikiran jutaan penonton di luar sana. Di sinilah politik modern berubah wujud, bukan lagi kontestasi program, melainkan pertunjukan karakter. Yang kalah bukan yang tak punya data, tapi yang gagal menguasai ekspresi wajah. Dan kita? Kita penontonnya—sambil terkekeh, sambil ikut terbawa suasana.
Taufik Hidayat
Selamat pagi Semua perusuh. Membaca artikel ini kıta serasa jalan jalan. Darı gedung putih ke Newyork hingga ke San Juan di Puerto Rico .. Puerto Rico sendiri kalau tidak benar artinya Pelabuhan Kaya. Ya sangat Kaya karena saya pernah naik pesawat darı LAX (Los Angeles) tujuan San Juan . (SJU) . Dan do bandara LAX pengunjungnya pun dalam bahasa Spanyol? Bahkan di pesawat juga banyan orang menegur saya dalam bahasa itu. Kıta juga diajak abah Dİ ke İran dan Lebanon ketika bicara salat Jumat dan Syiah. Jadi ingat dalam kunjungan saya ke İran selama pas satu minggu di şana juga hampir tidak ada salat Jumat. Bahkan guide kami yang sangat conta dengan dollar AS serta punya çita çita pindah ke negeri Paman Sam itu? Aneh yah sementara di mana mana banyak propaganda “Down with the USA”. Sırdan dulu ah saya masih ngantuk karena tiba tengah malam tadı
Jokosp Sp
Saya tidak akan soroti Trump. Biarlah itu urusannya Amerika. Di dalam negeri lebih perlu tindakan yang lebih nyata terhadap masalah korupsi. LAPOR PAK PURBAYA di 0822-4040-6600 hari ini lebih panas. "Ancaman pembekuan Bea Cukai kalau dalam setahun tidak menunjukkan kinerja yang baik" itulah ucapan Menkeu Purbaya. "Laporan yang sudah masuk akan ditindak lanjudi berdasarkan bukti-bukti yang disertakan". Apakah sejarah akan terulang seperti zaman Orde Baru ketika Presiden Soeharto lewat Instruksi Presiden No.4 tahun 1985 membekukan Bea Cukai?. Inilah kisah klasik Bea Cukai : 1.Jadi ladang rente bertahun-tahun secara sistemik dan terorganisir. 2.Pungli jadi keseharian di semua titik pengawasan 3.Pemeriksaan hanya formalitas. Semua sudah diatur kedua belah pihak BC dan Importir. 4,Pungli yang sudah mendarah daging dan mengalahkan sistem. UU No.10 thn 1995 tentang kepabeanan yang diberlakukan per 1 April 1997 ternyata tidak memperbaiki mental orang-orangnya (pejabat dan pegawai). Saya selalu kritik keras terhadap Bu Sri yang tidak bisa mengendalikan korupsi di tubuh Bea Cukai. Bukti gampangnya adalah : Barang dari Tiongkok masuk merajalela memenuhi pasar Indonesia, tetapi sebaliknya pemasukan dari pajak impor justru boncos. Boncos karena nilai barangnya diturunkan dari nilai sebenarnya. Ini permainan sederhana, namun Bu Sri tidak bisa melakukan pencegahan. Cuma omon-omon. Kenapa bisa jadi menteri tiga presiden?. "Karena bisa jadi cashier yang baik bagi boss besarnya. Itu saja".
Runner
Sebenarnya ngapain juga memperhatikan Mamdani. Bahkan sampai terpesona ?. Jauh itu negerinya, negeri orang lain. Nggak ada pengaruhnya baik buruk kerja Mamdani dengan negeri Sini. Di Sini level jabatan seperti Mamdani lebih dari 500. Coba fokus yang 500 ini. Yang 500 ini sebenarnya, boleh jadi yang menentukan maju tidaknya suatu wilayah. Kalau yang 500 gak neko neko dan plus gubernurnya pandai mengkoordinasikannya dan untuk hanya untuk rakyat, keren itu seluruh wilayah. Pastilah sudah ada alat, peraturan dan lain lain yang dibuat untuk memastikan yang 500 itu bekerja sesuai janji dan program. Bagaimana kalau ada alat kontrolnya semacam dashboard yang masyarakat bisa nilai hasil kerja 500 pejabat setara Mamdani ini. Dashboardnya bukan survey atau viewer medsos. Pikirkan lah untuk yang 500. Gak perlu lah pikirkan Mamdani.
Runner
Berseliweran video banjir dan dampaknya di Sumatra. Utamanya di Sumut dan Sumbar. Banjir di Sumbar membuat putus banyak jalur jalan antar kota. Pun karena banjir, Panitia race lari Minang Geopark Run, terpaksa mengurungkan hajatan legendarisnya tanggal Minggu 30 November ini. Yang aneh, apa unik ya ? Banjir di Sumut, kok membawa ratusan atau ribuan gelondongan kayu hasil tebangan hutan. Ini kayu dari hutan mana ?. Coba coba buka peta “Google Earth” Sumut. Di TapUt dan TapTeng, apakah masih banyak hutan isi pohon pohon besar ?. Adanya sih, kayaknya hutan lindung, pohonnya tidak boleh ditebang.
Lukman Nugroho
Salah satu tema yang cukup jarang dibahas oleh pak Bos, adalah soal lingkungan. Kenapa kira-kira ya? Padahal, saat ini ada banyak peristiwa alam yang bisa menjadi bahan CHDI. Mulai dari peristiwa di Jawa Tengah juga yang sedang terjadi di Sumatera. Kira-kira kenapa Pak Bos?
Macca Madinah
Di sini juga da kok pak, yang di malut. Tetap saja, memilih sepertinya juga tergantung kepentingannya, jadi di sanalah yang perlu "dimainkan" oleh kandidat yang ingin terpilih, apakah kampanyenya bisa sejalan dengan kepentingan target pemilihnya.
Gregorius Indiarto
Mengapa Zohran Mamdani, yang minoritas terpilih? Karena pemilihnya cerdas! Kare
Gregorius Indiarto
Permainan ''catur empat dimensi'' nya Trump dan Mega tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah kualitas penonton yang sekaligus sebagai "juri'. Penonton di sana Anda sudah tahu, lebih realistis dalam menilai. Sementara penonton disini pun Anda pasti tahu. Penonton disana tidak mudah heran dengan penampilan, tidak mudah ditipu dengan pencitraan. Penonton disini, nggumunan, mudah terpana, nonton nyambi ndomblong, ndlongop. Dan Anda pun pasti sudah tahu, 'wong nggumunan kuwi gampang kapusan". Dan sudah terbukti!!! Masalahnya, SAYA juga juga jadi penonton disini. Ajjiurrr tenan..... Banggalah Anda yang tidak jadi penonton disini.
Liáng - βιολί ζήτα
CHDI : "Istilah politik ''main catur empat dimensi" dipakai sejak abad 16 atau 17." sejak abad 16 atau 17 ?? Sepertinya sih berawal dari film fiksi-ilmiah "Star Trek" - dimana di salah satu episodenya ada permainan 3D Chess (Catur 3 Dimensi). Selanjutnya, muncul 4D Chess..... di dalam novel fiksi-ilmiah "My Enemy, My Ally" tulisan Diane Duane. Mungkin, dari sinilah terlahir istilah "Playing 4D Chess" atau "Bermain Catur 4 Dimensi" sebagai istilah di dunia perpolitikan. Kalau Anda pernah membaca "TOS novel : My Enemy, My Ally" - di situ ada permainan catur empat dimensi..... Catur empat dimensi adalah permainan yang dirancang oleh Harb Tanzer di atas kapal USS Enterprise dengan bantuan sistem komputer yang ia beri nama Moira. Permainan ini menggunakan transporter canggih untuk memindahkan bidak catur fisik, yang "tertanam" ke dalam sistem. Papan dapat diputar 360 derajat dan dimiringkan, diputar, atau diperbesar untuk dipelajari sebelum melakukan gerakan. Pemain juga dapat "mengistirahatkan" bidak untuk sementara waktu, mengeluarkannya dari permainan sebelum menjalankan strategi, seperti menyerang dari belakang setelah bidak kembali. Sistem transporter dalam permainan ini kemudian digunakan untuk membantu membebaskan Enterprise dari pasukan Tafv.
Liáng - βιολί ζήτα
象棋 (Xiàngqí) - Catur Gajah. Selain permainan Catur Biasa yang kita kenal dengan papan kotak-kotak hitam dan putih, ada jenis permainan catur yang lain yaitu Catur Gajah (象棋 Xiàngqí). Catur Gajah (象棋 Xiàngqí) ini lebih tua dari Catur Biasa, sudah ada sejak abad ke-4 Masehi, sedangkan Catur Biasa baru ada pada abad ke-6 Masehi. Permainan Catur Gajah (象棋 Xiàngqí) sangat erat kaitannya dengan Strategi Militer Tiongkok Kuno. Bagi saya pribadi, bermain Catur Gajah (象棋 Xiàngqí) terasa lebih rumit ketimbang Catur Biasa.
Ahmed Nurjubaedi
Mr Nobody... Dalam budaya Barat, Mr Nobody merujuk pada mereka yang bukan siapa-siapa, atau mereka yg merasa bukan siapa-siapa apapun status sosialnya di masyarakat. Mr Nobody tidak suka gedhe rumongso atau merasa penting, dan karena itu tidak merasa harus dihormati. Ia/ dia menakar diri dengan nilai cukup saja. Mr Nobody enjoy saja tidak jadi pusat perhatian. Lawan Mr Nobody tentu saja adalah Mr Body, hehehe.... Sifatnya tentu kebalikan dari Mr Nobody.... Mamdani masuk kategori yang mana? Entahlah.... Yang pasti saya tahu dan saya yakin, para pejabat di negara tercinta, baik yg di pusat maupun daerah, hampir semuanya masuk kategori Mr/ Mrs/ Madam/ Ms Nobody.... Buktinya? Semuanya rendah hati, tidak suka pamer prestasi dalam membangun negeri dan menumpas korupsi, tidak suka dihormati berlebihan (bahkan marah-marah kalau dalam acara kunjungan kerja sampai disambut anak-anak sekolah), rumahnya sederhana, bajunya sederhana, mobilnya sederhana.... Tidak percaya? Sebagai contoh, coba saja teman-teman perusuh cek: berkelilinglah ke kompleks-kompleks perumahan elit di kota2 besar di Indonesia, tidak mungkin Anda akan bisa ketemu rumah atas nama mereka.... Bukti lain? Banyak sekali. Tapi saya sungkan menyebutkan. Nanti saya dikira cari muka atau minta jabatan.... Masih tidak percaya? Tanya saja langsung sama Abah DI. Beliau kan banyak kenalan pejabat yg Mr Nobody. Wong beliau juga mantan pejabat... Eh, Abah DI termasuk Mr Nobody apa tidak ya?.....
Ja'far Syahidan
Pak Dahlan Iskan. Ada alasan penting mengapa Republik Islam Iran mempusatkan shalat Jum'at di 1 masjid besar, yaitu di Masjid Universitas Teheran. PERTAMA. Shalat Jum'at itu fungsinya sebagai Jam'a (Kebersatuan). Jam'a, Jama'ah, Jum'ah, Kesatuan Umat. Sehingga bayangkan, shalat Jum'at di Teheran menjadi momen berkumpulnya umat besar Islam dalam kesatuan jama'ah, tidak ada fragmentasi, semua saling berkumpul di satu tempat, saling bertemu, saling lita'arafu (berkenalan). Hasilnya, solidaritas persaudaraan Islam mereka lebih solid, berkat satu event besar tiap pekan bernama shalat Jam'a / Jum'at / Kebersatuan. KEDUA. Dalam hukum fiqh Islam Syi'ah, shalat Jum'at juga dipandang sebagai panggung narasi kepemimpinan negara, baik itu sebagai medium penyampaian kebijakan negara, atau penyampaian progress program-program pemerintah. Sentralisasi shalat Jum'at di satu tempat seperti di Teheran Iran, mencegah terjadinya potensi perbedaan narasi tatkala pidato khutbah. Bisa dibilang, shalat Jum'at di Teheran layaknya "national broadcast" kebijakan pemimpin negara Islam Iran, dalam satu narasi tunggal. Bandingkan dengan shalat Jum'at-nya umat Islam Sunni di Indonesia. Satu RW saja bisa ada 6 masjid untuk shalat Jum'at. Masjid yang satu khutbah pro pemerintah. Masjid yang sebelah khutbah menyerang pemerintah. Masjid satu lagi khutbah tentang golput. Umat pun jadi bingung, saling bermusuhan, saling terpecah belah. Shalat al-jama'ah (kebersatuan), menjadi shalat al-firqah (keterpecahan).
Juve Zhang
Kemarin Sabang Aceh ada 250 ton beras Ilegal kata menteri pertanian.... sekarang masuk 40 ton beras Ilegal ke Batam.....Big Data sekarang surplus beras tersukses sejak zaman Majapahit.....jadi bingung rakyat katanya surplus jutaan Ton....nyata nyata selundupkan beras gencar di Aceh Batam....Big Data atau Big ngibul.....Harga BBM sama seluruh Indonesia nyata nyata berlalu 2 bulan saja.....kata kata Bombastis ini sudah mainan sehari hari para pemimpin..... kita ekonomi moncreeet keatas 8%.....nyata nyata amblas mencreeet 2025 30%...... selayak nya kita Sehat Otak sehat Mulut sehat Hati....apa adanya saja.... bombastis ini memang dipelihara terus supaya Rakyat terhipnotis.... tapi lihat dompet makin tipis terus menerus rakyat mulai curiga..... ini sudah salah urus ekonomi kita....mau pegang siapa lagi dikala dompet makin pipis dan pipis.... Amsiong
ra tepak pol
Merek merek Mobil Buatan Indonesia 1. Maleo - 1996 2. Timor - 1996 3. Beta 97 - 1997 4. Kancil - 1999 5. AMMDes - 2010 6. Tawon - 2010 7. Tucuxi - 2012 8. Selo - 2013 9. GEA - 2013 10. Mahesa - 2017 11. Si Elang - 2017 12. Esemka - 2019 13. Maung - 2020
alasroban
Pabrik mesin pertanian di Madiun sampe bangkrut gara-gara kena prank pesanan 1000 unit :(
Em Ha
Kita sebenar-benarnya sangat cemburu. Cemburu dengan kesuksesan Group Astra. Dari otomotif merambah ke bisnis jalan raya. Toyota melaju kencang diatas jalan tol. Astra punya. Astra Argo Lestari, merambah di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Tak kurang 284.831 hektar perkebunan kelapa sawit. Saya termasuk yang cemburu. Saya sanggupnya beli Scoopy. Saya duduki dan kendarai motor itu. Motor yang ada logo Astranya. Setakat ini, yang paling cemburu adalah masyarakat Batang Toru. Astra mengubah Batang Toru menjadi Batang Emas. PT Agincourt Resources (PTAR) anak usaha United Tractor. UT bagian dari group Astra. Perusahaan itu menambang diatas bukit Kecamatan Batang Toru. Kini Batang Toru berduka. Hutan gundul. Banjir bandang menghantam. Korban terseret dan terhimpit lumpur bercampur kayu. Batang Toru cemburu. Menunggu kotanya ditata. Kita cemburu. Kita berbelasungkawa.
DeniK
kalau di olahraga catur ada :Tweedledum pecatur cilik yang mengintimidasi musuh dengan gaya tengil nya . musuh di buat stress . harusnya Megawati belajar ke ia .
Bahtiar HS
Setelah kemarin saat kampanye hingga pemilihan walkot New York, Zohran Mamdani berseteru dengan Trump, lalu beberapa waktu setelah Mamdani terpilih keduanya bertemu di Gedung Putih, saya bertanya-tanya: profesi apa di muka bumi ini yang paling tidak bisa dipercaya? Survei Gallup, Ipsos, dan Edelman Trust Barometer memberi jawaban 5 urutan teratas: 1. Politisi / anggota Legislatif 2. Sales / telemarketer / debt collector 3. Agen properti / Broker 4. Pialang / konsultan keuangan 5. Influencer yg tidak kredibel Ealah, pantesan! Gak usah heran. Isuk dele, sore isok dadi tempe. Jangankan itu, isuk tempe, sore isok dadi dele. Semua hanya omon-omon belaka! Mengapa politisi? Survei itu mencatat: karena kebanyakan rawan terlibat korupsi, konflik kepentingan, dan janji kampanye manis yg tdk ditepati. Zonk! Katanya nggak impor, ternyata impor. Nggak tambah utang, eh utang malah berlipat2. Nggak pake APBN, ternyata pakai. Akan pulang ke kampung jadi ngkung ngasuh cucu, ternyata msh aktif cawe2 ke sana kemari. Kalau di panggung dua orang dari mereka saling memaki, saling menyerang, jangan terkesima! Sebab di luar panggung, di warkop dan kafe2, mereka bisa ngopi bareng, ngudud, dan ngakak2 bersama.
Muh Nursalim
Ketika musuh tak dapat dikalahkan, cara paling selamat adalah gabung dan mendukung. Sambil cari strategi bagaimana suatu saat bisa mengalahkannya. Itulah yang dilakukan Trump. Belajar dari Prabowo. Tak ada musuh abadi tak ada kawan sepanjang zaman. Ojo gumun. Begitu nasehat Semar kepada Gareng dan Petruk.
Muh Nursalim
Abu Sufyan tak mungkin melawan Muhammad saat Fathul Makah. Maka Iapun gabung dengan Muhammad. Dan sang nabi memberi apresiasi dengan sabdanya, "Siapa yang masuk rumah abu Sufyan akan selamat". Memuliakan orang yang sedari awal merasa mulya di masyarakat. Sehingga tidak turun derajatnya. Hampir sama dilakukan Abdul bin Ubay. Ia gabung dengan Muhammad di Madinah sambil cari2 kesalahan sang Nabi untuk dipermalukan. Maka rombongan munafiqun terus bergeliat di Madinah dipimpin si Ubay.
Muhammad Zainuddin
Melanjutkan dialog dengan intelektual Syi'ah di Quora Indonesia. Intelektual Syi'ah: "Sekarang giliran saya untuk mengajukan pertanyaan kepada Anda, Muslim Sunni". Saya: "OK. Silakan". Intelektual Syi'ah: "Apa nama kitab tafsir (al-Qur'an) paling shahih di Islam Sunni?" Saya: "Sebentar, saya search dulu di IslamWeb.net... hmm, bukan Tafsir Ibnu Katsir, bukan Tafsir Jalalain, bukan Tafsir ar-Razi. Nah, ketemu. Tafsir Thabari, yang berjudul Jami'ul Bayan fi Tafsiril Qur'an. Ini adalah kitab tafsir (Qur'an) paling shahih (otentik) dan tertua, di Islam Sunni kami". Intelektual Syi'ah: "Sekarang, saya minta Anda buka Tafsir Thabari, surat al-Bayyinah, ayat 7, '...sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk'. Nah, SIAPAKAH 'sebaik-baik makhluk' YANG DIMAKSUD? Silakan baca asbabun-nuzul ayat ini, di kitab tafsir (Qur'an) paling shahih di Islam Sunni, Tafsir ath-Thabari". Saya: "OK. Saya akan akses Tafsir Thabari, di website Qur'an Mushaf Makkah, dan di website Qur'an King Saud." Dan yang saya temukan dan saya baca kemudian... membuat saya terpaku. Tafsir surat al-Bayyinah ayat 7: Tatkala turun ayat ini, yang menceritakan karakteristik makhluk terbaik, yaitu yang beriman dan mengerjakan kebaikan, dijelaskan langsung oleh Nabi Muhammad, "Anta, Ya 'Ali, wa Syi'atuka (Itulah engkau, wahai 'Ali, dan para Syi'ah-mu / para pengikutmu)". BUKTI SCREENSHOT: tinyurl.com/albayyinah7-mushafmakkah tinyurl.com/albayyinah7-kingsaud
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
SAYA JUGA PERNAH NONTON DUA JUDUL FILM INDIA DALAM SEHARI.. “Inilah salah satu video yang saya tonton lebih dari sepuluh kali. Dan tetap saja, di bagian tertentu, saya masih tertawa,” tulis Pak Dahlan Iskan hari ini. ### Kalimat itu menyeret ingatan saya ke masa paling rapuh dalam hidup saya, sepuluh hari pertama merantau ke Ambon. Saat itu, saya bisa menonton dua judul film India dalam sehari, masing-masing berdurasi lebih dari tiga jam. Bukan karena hobi, tapi karena ingin menenggelamkan diri dari stres. Untuk pertama kalinya jauh dari orang tua. Jauh dari kekasih. Pikiran dipenuhi “jangan-jangan”.. Jangan-jangan tak bisa pindah. Jangan-jangan gaji tak cukup. Jangan-jangan masa depan buntu. Jangan-jangan pacar berpaling. Overthinking tak kenal jam kerja. Namun hidup selalu memberi tikungan. Di hari ke-11, entah dari mana, datang keyakinan. Saya menulis rencana hidup 25 tahun ke depan. Saya beri judul: "Rencana Jangka Panjang Kehidupan". Setiap tahun saya “rolling”, saya perbarui. Kini, 52 tahun sudah berlalu. Alhamdulillah, sekitar 60% rencana itu terwujud. Sisanya menyimpang sedikit, tapi tetap menuju arah yang sama: bertumbuh.
Johannes Kitono
Breda 1667. Pertemuan Trump dan Mamdani tambah bukti. Bahwa tidak ada teman dan musuh abadi di Politik. Khususnya Trump punya jurus Multi Dimensi. Manfaatkan populasi Mamdani untuk tarik simpati. Politikus seperti Trump tidak malu menjilat diri sendiri. Terkadang bertindak seperti Dewa Penolong. Mendamaikan sengketa Thailand vs Kamboja , then Rusia dan Ukrainia. Sambil injak harga diri Zelenskyy. Baik Trump maupun Mamdani harus terima kasih pada Perjanjian Breda ( 1667 ). Tukar Guling antara Inggris dan Belanda. Pulau Run ditukar Manhattan Island, New York. Kalau tidak ada perjanjian itu. Manhattan Island atau Niew Amsterdam tetap milik Belanda dan tentu jadi milik Indonesia. Des Alwi ( alm ) dulu selalu guyon. Bahwa AS harus tambah ganti rugi kepada Indonesia.Pulau Run yang luasnya 600 ha ditukar guling dengan Manhattan Island seluas 4.200 ha.Now populasi Pulau Run hanya 2000 orang dan New York 8,5 juta. Semoga Semuanya Hidup Berbahagia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 156
Silahkan login untuk berkomentar