Sejarah Reuni 212: Rangkaian Fakta dan Peristiwa di Balik Tanggal 2 Desember

BACA JUGA:Reuni 212 Bakal digelar di Monas 2 Desember, Pramono-Rano Konfirmasi Datang

Rangkaian Fakta dan Peristiwa di Balik Tanggal 2 Desember

Pasca tahun 2016, setiap tanggal 2 Desember ini tak lagi sekadar diingat sebagai hari protes, namun berubah menjadi sebuah simbol persatuan atau ukhuwah islamiyah.

Gerakan yang awalnya hanya bertujuan untuk menuntut proses hukum pada satu individu, kini bertransformasi jadi sebuah "Reuni" tahunan.

Pada tahun 2017 sampai 2019, Reuni 212 ini jadi ajang konsolidasi kekuatan sipil Islam yang signifikan, bahkan mempunyai dampak elektoral yang kuat jelang Pemilu 2019.

Narasi yang dibangun pun bergeser dari penegakan hukum kasus penistaan agama jadi penguatan ekonomi umat (lewat Koperasi 212) dan solidaritas politik.

BACA JUGA:Pramono Pastikan Hadir di Reuni Akbar 212 di Monas: Saya Gubernur bagi Semuanya

Hadirnya reuni ini jadi baromoter seberapa kompak massa Islam konservatif di Indonesia.

Perjalanan ke 2025 ini tak berjalan mulus, di mana aksi ini sempat menghadapi tantangan besar di tahun 2020-2022.

Hal ini dikarenakan Pandemi COVID-19 yang memaksa adanya pembatasan kerumunan, sehingga untuk reuni 212 ditiadakan dan diganti menjadi format daring serta terbatas.

Juga ada pembubaran organisasi Front Pembela Islam (FPI) oleh pemerintah dan perubahan peta koalisi politik pasca-Pemilu 2019 dan 2024 sempat meredupkan aksi pergerakan tersebut.

Walau demikian, semangat para alumni "Aksi 212" tetap bertahan. Namun, inti dari pertemuan ini adalah untuk menjaga silahturahmi antar-elemen umat yang pernah bersatu di tahun 2016.

BACA JUGA:Ada Reuni 212, Simak Pengalihan Arus Lalu Lintas di Jalan Sekitar Monas

Yang terbaru, pada 2 Desember 2025 menandai sembilan tahun eksistensi gerakan Aksi 212/

Fakta menarik dibalik 212 ini adalah pergeseran fokus isu yang makin global dan humanis.

Beberapa tahun terakhir, tema yang diusung dalam acara ini seringkali melebar pada solidaritas kemanusiaan.

Sumber: