Kapolri Pastikan Korban Banjir Jarah Minimarket di Sibolga Dibebaskan: Semua Kita Lepas
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan warga yang melakukan penjarahan di minimarket Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) telah dibebaskan.--Anisha Aprilia
JAKARTA, DISWAY.ID - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan warga yang melakukan penjarahan di minimarket Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) telah dibebaskan.
"Adanya informasi penjarahan, bahwa sampai saat ini sudah tidak ada lagi yang diamankan, semua kita lepas," kata Listyo dalam konferensi pers penanganan bencana banjir dan longsor di Posko Terpadu TNI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 3 Desember 2025.
Jenderal bintang empat itu memahami jika masyarakat menjarah karena butuh makanan.
BACA JUGA:Kemenpora Siapkan Bantuan Perlengkapan Olahraga untuk Penyintas Banjir di Sumatera
"Saat itu mereka hanya membutuhkan logistik makanan, saat ini semuanya sudah dilepas," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian merespon soal isu penjarahan usai terjadinya bencana banjir bandang di beberapa daerah.
Ia menyebut hal itu terjadi karena wilayah tersebut sulit diakses untuk dikirimkan bantuan. Sehingga, bantuan terisolir dan stok makanan berkurang.
"Tadi masalah penjarahan, ya, ini beberapa daerah yang terjadi, kebanyakan yang terekspos di daerah Sibolga. Karena memang banyak yang daerah yang terisolir tadi, dan gak gampang untuk langsung melakukan dropping (bantuan) kepada mereka. Stok mereka mungkin kurang, lapar, tapi kemudian ada yang masuk ke pertokoan," kata dia di kantor Kemendagri, Senin, 1 Desember 2025.
BACA JUGA:Peduli Korban Banjir Sumatera, Pupuk Indonesia Grup Kirimkan Bantuan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar
Mantan Kapolri itu pun menyinggung permasalahan serupa pernah terjadi saat bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 lalu.
Pada hari ketiga bencana di Palu, kata dia, semua akses baik dari jalur darat, laut, hingga udara sudah lumpuh. Saat itu, Tito menyebut penjarahan pun terjadi
"Kita sudah pernah ngalamin dulu di Palu itu hari ketiga terjadi penjarahan karena semua akses tertutup. Laut terkena tsunami, kemudian longsor di daratnya, dan kemudian udara juga towernya pecah waktu itu. Ya, ini waktu di Sulawesi Tengah," ucap dia.
"Dan hari ketiga sudah terjadi penjarahan, gudang-gudang maupun tempat-tempat makanan, toko, warung. Tapi, kemudian kita bisa atasi dengan cepat setelah logistik diberikan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
