Sinergi Baru Akademisi Indonesia dan Turki

Sinergi Baru Akademisi Indonesia dan Turki

Delegasi yang terdiri dari pimpinan fakultas dan akademisi tiga kampus — UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) — melakukan pertemuan intensif dengan lima institusi besar Turki, Istanbul U--istimewa

TURKI, DISWAY.ID - Rangkaian kunjungan akademik delegasi perguruan tinggi Islam Indonesia ke sejumlah universitas ternama di TURKI selama satu pekan penuh menandai fase baru dalam penguatan internasionalisasi pendidikan tinggi Indonesia.

Delegasi yang terdiri dari pimpinan fakultas dan akademisi tiga kampus — UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) — melakukan pertemuan intensif dengan lima institusi besar TURKI, Istanbul University, Istanbul Sabahattin Zaim University (IZU), Fatih Sultan Mehmet Vakıf University (FSMVU), dan Ankara Sosyal Bilimler University (ASBU), dan Ankara University.

Selain itu, delegasi juga melakukan diplomasi pendidikan di KBRI Ankara dan KJRI Istanbul, yang menjadi simpul strategis dalam membangun hubungan akademik antarnegara. 

Kunjungan ini terhubung pula dengan aktivitas riset internasional bertema Islam wasathiyah yang secara resmi dijalankan bersama Istanbul University melalui program hibah penelitian dari Kementerian Agama Republik Indonesia. 

BACA JUGA:Kunjungan Delegasi Indonesia ke Hayrat Foundation Istanbul: Menguatkan Islam Wasathiyah dan Kolaborasi Global

Rangkaian kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan upaya sistematis untuk mengokohkan peran perguruan tinggi Islam Indonesia dalam lanskap akademik global melalui Tridharma, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Riset yang menggunakan pendekatan kualitatif komparatif ini menemukan bahwa baik Indonesia maupun Turki sama-sama mengembangkan ekosistem Islam moderat melalui institusi pendidikan, kebijakan publik, dan strategi dakwah digital. 

Indonesia menempuh jalur pesantren dan ormas besar seperti NU–Muhammadiyah, sedang Turki bertumpu pada Imam Hatip Schools, Diyanet, serta kolaborasi kementerian dengan asosiasi guru lokal, dan organisasi masyarakat setempat.

BACA JUGA:Erick Thohir Terima Konsekuensi IOC Terkait Atlet Israel: Media Turki Puji Sikap Luar Biasa Indonesia, Publik Eropa Beri Dukungan

İstanbul Sabahattin Zaim University (IZU): Penjajakan Tridharma dan Mobilitas Akademik

Pada 18 November 2025, delegasi Indonesia diterima secara resmi oleh Prof. Dr. Hasan Kamil Yilmaz, Dekan Fakultas Studi Islam IZU.

Pertemuan berlangsung produktif dan penuh kehangatan, mengarah pada peluang kolaborasi strategis di bidang Tridharma perguruan tinggi.

Beberapa agenda yang dibahas antara lain, pertukaran mahasiswa dan dosen (student and staff mobility), program riset kolaboratif dalam studi Islam kontemporer, dakwah, komunikasi, dan pemberdayaan masyarakat, publikasi bersama, baik jurnal maupun prosiding konferensi, dan Konferensi dan seminar internasional. 

Prof. Hasan Kamil Yilmaz menegaskan keterbukaan IZU dalam kerja sama akademik yang saling menguntungkan. Pihak Indonesia menekankan pentingnya kerja sama yang berdampak nyata, bukan sekadar penandatanganan formalitas. Kedua pihak juga menyepakati penyusunan MoU, pemetaan topik riset prioritas, hingga rencana summer school international.

Fatih Sultan Mehmet Vakıf University (FSMVU): Integrasi Kajian Keislaman dan Ilmu Kontemporer

Masih di hari yang sama, delegasi melanjutkan kunjungan ke FSMVU, sebuah universitas berbasis yayasan yang memiliki kekuatan pada bidang studi Islam dan peradaban. 

Pertemuan dipimpin oleh Prof. Dr. Abdurrahman Özdemir, Dekan Fakultas Studi Islam FSMVU, yang menekankan visi universitasnya dalam memperkuat jaringan global pendidikan Islam. 

Beberapa bidang kerja sama yang diprioritaskan, yakni student & staff exchange, joint research dalam studi Islam, komunikasi, pendidikan, isu sosial, dan peradaban, publikasi internasional bersama, visiting professor dan seminar rutin, dan kolaborasi pengabdian masyarakat global, khususnya isu kemanusiaan dan pemberdayaan.

FSMVU melihat potensi besar kolaborasi Indonesia–Turki, terutama dalam pengembangan Islam moderat yang kontekstual dengan dinamika masyarakat modern. 

Delegasi Indonesia menegaskan bahwa internasionalisasi adalah strategi jangka panjang untuk peningkatan mutu akademik.

BACA JUGA:Manchester United Didekati Investor Baru dari Arab Saudi? Turki Al-Sheikh Beri Sinyal Kuat

Tindak lanjut konkret berupa penyusunan draft MoU tingkat fakultas dan pembentukan tim penghubung internasional.

Ankara Sosyal Bilimler University (ASBU): Pendalaman Studi Kawasan dan Diplomasi Budaya

Di Ankara, delegasi diterima oleh Dr. Tufan Kutay Boran dari Institut Studi Area ASBU. 

Pertemuan ini menjadi ruang dialog akademik mengenai isu-isu strategis Indonesia–Turki dalam bidang studi komunikasi, dakwah, Islam global, dan diplomasi budaya. 

ASBU menegaskan keterbukaannya terhadap kerja sama riset internasional, termasuk, joint research dan co-authoring publikasi ilmiah internasional, pertukaran dosen dan mahasiswa, seminar, FGD, dan konferensi internasional, dan program visiting scholar.

Delegasi Indonesia memandang ASBU sebagai mitra strategis dalam kajian sosial dan keislaman. 

Diskusi berlangsung hangat, dengan sentuhan humanis dalam percakapan mengenai pengalaman para delegasi di Ankara, dinamika kampus Turki, dan observasi sosial budaya masyarakat setempat. 

Menurut Dr. Tata Septayuda, kerja sama ini merupakan bentuk diplomasi pendidikan, bukan sekadar kolaborasi antar kampus. 

Kunjungan ke ASBU menjadi mata rantai penting dalam rangkaian agenda akademik selama sepekan di Turki.

BACA JUGA:Akhirnya! 137 Anggota Global Sumud Flotilla Dibebaskan Israel, Mulai Warga Malaysia Hingga Turki

Diplomasi Pendidikan di KBRI Ankara: Rumah Dialog Akademik Dua Bangsa

Salah satu momentum paling emosional terjadi saat delegasi berdiskusi intensif di KBRI Ankara, yang menjadi hub diplomasi pendidikan. 

Pertemuan berlangsung dalam suasana cair dan konstruktif, membahas mobilitas mahasiswa, adjunct professor, pengabdian masyarakat internasional, hingga rencana konferensi Indonesia–Turki.

Student mobility menjadi pembahasan paling menarik, membayangkan mahasiswa Indonesia belajar satu semester di Turki, begitu juga sebaliknya. 

Diplomasi bekerja dalam ruang-ruang kuliah, bukan hanya forum politik. Program adjunct professor, pemberdayaan masyarakat, serta agenda International Conference Indonesia–Turki menjadi bagian dari roadmap kerja sama. 

Pertemuan di KBRI menunjukkan bahwa diplomasi pendidikan bukan hanya agenda resmi negara, tetapi juga jembatan emosional dan intelektual antarbangsa.

BACA JUGA:Akhirnya! 137 Anggota Global Sumud Flotilla Dibebaskan Israel, Mulai Warga Malaysia Hingga Turki

Turki dan Indonesia adalah dua negara berpenduduk mayoritas Muslim yang memainkan peran signifikan dalam percaturan global.

Keduanya bukan negara agama tetapi memiliki konstruksi sosial keagamaan yang kuat dan kompleks. Dalam dua dekade terakhir, Turki menguat dalam geopolitik Eurasia, sementara Indonesia mengokohkan posisinya sebagai kekuatan Asia Tenggara.

Pendidikan tinggi menjadi salah satu sektor yang paling potensial untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara. 

Turki memiliki universitas-universitas yang yang memadukan tradisi keilmuan klasik dengan pendekatan modern, sedangkan Indonesia memiliki kekuatan sosial-budaya dalam Islam Nusantara yang moderat.

Kunjungan delegasi Indonesia di Turki tahun 2025 menunjukkan bahwa kerja sama ini tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga bagian dari strategi diplomasi budaya dan soft power. 

Turki memiliki keunggulan program studi Islam modern, sejarah peradaban, dan hubungan internasional.

Sementara Indonesia unggul dalam kajian dakwah, Islam Nusantara, dan studi sosial keagamaan. Kombinasi keduanya sangat strategis untuk mencetak akademisi berwawasan global.

BACA JUGA:PNM Berikan Reward Kepada Karyawan Terbaik untuk Terbang ke Dubai, Turki, Hingga Mekkah

Penelitian Islam Wasathiyah sebagai Agenda Global

Kolaborasi riset tentang Islam moderat menemukan relevansi yang sangat tinggi di tengah meningkatnya ekstremisme global.

Turki dan Indonesia, dengan karakter keislaman moderat yang hampir serupa, dapat menjadi global knowledge hub untuk kajian moderasi beragama.

Hasil riset Islam wasathiyah yang sedang dijalankan delegasi menjadi pionir untuk kontribusi global dalam studi Islam moderat.

BACA JUGA:PNM Berikan Reward Kepada Karyawan Terbaik untuk Terbang ke Dubai, Turki, Hingga Mekkah

Isu kemanusiaan, pemberdayaan perempuan, literasi digital, dan deradikalisasi keagamaan merupakan fokus pengabdian kepada masyarakat (PKM) internasional yang dibahas di KBRI Ankara.

Kolaborasi Indonesia–Turki dalam PKM membuka ruang bagi implementasi diplomasi akar rumput (grassroot diplomacy).

Kunjungan delegasi perguruan tinggi Islam Indonesia ke Turki pada November 2025 adalah titik awal bagi kerja sama akademik yang jauh lebih visioner. 

Di Istanbul maupun Ankara, delegasi tidak hanya menjalankan pertemuan formal, tetapi juga membangun jembatan intelektual dan emosional dengan para akademisi Turki. 

Perjalanan ini bukan akhir, tetapi awal dari babak baru internasionalisasi perguruan tinggi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads