Dilema Trump: Niat Sanksi Berat Rusia, Tapi Ada Anggota NATO Masih Belanja Minyak ke Moskow
Donald Trump menghadapi situasi dilema, di mana gejolak perpolitikan antara anggota NATO, tak sepenuhnya kompak. Ia kesal karena ada sekutu NATO yang masih langganan minyak dari Rusia.--CNN
WASHINGTON, DISWAY.ID -- Situasi perpolitikan sekutu NATO sendiri nggak begitu kompak, kok.
Amerika Serikat sebagai kepala NATO, siap memberikan sanksi kepada Rusia.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Donald Trump melalui platform miliknya, Truth Social.
BACA JUGA:Pertama di Dunia! Albania Angkat 'Menteri AI' untuk Berantas Korupsi, Ini Detail Tugasnya
Namun tampaknya Trump cukup dilema dengan kondisi saat ini.
Bahwa faktanya, mayoritas negara-negara anggota NATO masih ketergantungan kepada impor minyak dari Moskow.
Trump mengatakan sanksi berat terhadap Rusia ini terkait perangan dengan Ukraina yang tak kunjung selesai.
Ia berniat untuk menuntut sanksi dan tarif besar kepada Rusia jika semua negara NATO sepakat untuk menghentikan impor minyak dari Rusia.
"Saya siap menerapkan sanksi berat terhadap Rusia ketika semua negara NATO sepenuh sepakat, dan mulai melakukan hal yang sama, yakni semua negara NATO berhenti membeli minyak dari Rusia," tulis Trump.
BACA JUGA:PBB Ungkap Syarat Pengakuan Atas Palestina, Ukraina Lawan Amerika dan Israel
Trump melanjutkan. Ia juga mendesak selutuh anggota NATO kompak mengenakan tarif di atas 50-100 persen terhadap China untuk melemahkan cengkeraaman ekonominya atas Rusia.
Tujuan Trump: AS Menang Tanpa Tarif Impor
AS dan China selama ini telah mengibarkan perang perdagangan dengan kepala dingin.
Tiongkok mungkin saat ini berada di atas angin karena semua produsen memproduksi produknya dari China.
Hal ini membuat Amerika lemah secara perdagangan global. Mereka memang punya merek, tapi di sana sendiri tidak punya pabrik mengingat biaya operasional yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: