Konser Kemanusiaan dan Etika Solidaritas Bangsa
Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D. (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)--
Dalam kajian sosiologi bencana, Kai Erikson menyebut bahwa tragedi kolektif tidak hanya merusak lingkungan fisik, tetapi juga tatanan sosial dan rasa aman masyarakat.
Karena itu, respons terhadap bencana tidak boleh berhenti pada bantuan material; ia harus memulihkan rasa kebersamaan dan martabat kemanusiaan.
Di sinilah solidaritas menemukan maknanya sebagai etika publik.
Dalam Islam, konsep ukhuwah insaniyah—persaudaraan kemanusiaan—menegaskan bahwa kepedulian tidak dibatasi oleh sekat geografis, etnis, atau identitas kelompok.
BACA JUGA:Sinergi Baru Akademisi Indonesia dan Turki
Kepedulian adalah kewajiban moral yang lahir dari kesadaran bahwa penderitaan orang lain adalah cermin dari kerentanan kita sendiri.
Apa yang dilakukan hari ini bukanlah kemurahan hati sepihak, melainkan pengakuan bahwa kita saling membutuhkan.
Kampus dan Tanggung Jawab Sosial
Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, keterlibatan dalam aksi kemanusiaan ini adalah bagian dari misi pendidikan.
Perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi menara gading yang sibuk dengan publikasi dan peringkat, tetapi harus hadir sebagai institusi sosial yang peka terhadap realitas di sekitarnya.
Pendidikan tinggi sejatinya bukan hanya proses mencerdaskan akal, tetapi juga membentuk nurani.
Karena itu, komitmen UIN Jakarta tidak berhenti pada penggalangan dana.
BACA JUGA:Fondasi Baru Perdamaian Dunia
BACA JUGA:'Menghidupkan' Warisan Gus Dur, Bolehkah dengan Melupakan Jejaknya?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: