Hasil Lab SPPG Keluar, Makanan MBG di Meruya Selatan Dipastikan Bebas Bakteri

Hasil Lab SPPG Keluar, Makanan MBG di Meruya Selatan Dipastikan Bebas Bakteri

Hasil uji laboratorium makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, akhirnya keluar.--Candra Pratama

Terakhir, Satria menambahkan, SPPG Meruya Selatan terus berkomitmen menjaga standar keamanan pangan sesuai ketentuan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Dinas Kesehatan. 

Evaluasi menyeluruh terhadap proses penanganan dan penyajian makanan pun telah dilakukan sebagai langkah perbaikan berkelanjutan.

Kini, SPPG yang berada di bilangan Meruya Selatan itu telah kembali beroperasi mulai Senin, 15 Desember 2025.

"Alhamdulillah kami dicabut izin operasional itu pada tanggal 9 Desember 2025. Iya betul, Senin (15 Desember) kita operasional lagi," tukasnya.

BACA JUGA:SPPG Khusus Palmerah Beberkan Tips Cegah Kasus di Program MBG: Pemilihan Bahan sampai Makanan Siap Disantap

Sebelumnya diwartakan, Puluhan siswa di SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami kejadian luar biasa (keracunan) usai menyantap makan bergizi gratis (MBG). 

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kesiswaan SDN Meruya Selatan 01, Nursyamsiyah, mengatakan bahwa peritiswa itu terjadi pada Rabu, 29 Oktober 2025 lalu. 

Di SDN Meruya Selatan 01 sendiri, penerimaan MBG memang baru terlaksana tiga hari sebelum adanya dugaan kejadian luar biasa tersebut. Yakni dimulai pada Senin, 27 Oktober 2025. 

"Awal ada dugaan itu ketika kita selesai membagikan (MBG) dan anak-anak mengkonsumsi makanan tersebut, ada beberapa siswa yang mengeluh pusing dan mual," ujarnya di lokasi, Senin, 3 November 2025. 

BACA JUGA:SPPG Khusus Palmerah Beberkan Tips Cegah Kasus di Program MBG: Pemilihan Bahan sampai Makanan Siap Disantap

Ketika melihat para putra putrinya mengalami kejadian itu, pihak sekolah langsung menghubungi Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) asal MBG, sesuai dengan standar operasional yang berlaku. 

"Kami melaporkan ke bagian SPPG-nya, karena memang sesuai dengan SOP kami, bila ada kejadian seperti itu, kita harus melaporkan pertama ke mereka, akhirnya mereka langsung datang, bagian BGN-nya juga kesini. Terus mereka yang langsung menghubungi Pukesmas," tuturnya. 

Nur menyampaikan, siswa yang mengalami dugaan kejadian luar biasa itu sekitar 20 orang, dan reaksi mual dan pusing yang dirasakan muridnya tidak begitu parah. 

Sehingga, masih kata Nur, sebagian besar siswa hanya ditangani oleh dokter Puskesmas di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)--yang sebelumnya telah dihubungi oleh pihak SPPG. 

BACA JUGA:Bangganya Junaidi Koki SPPG Bojong Koneng Masakannya Dinikmati Siswa Sekolah Program MBG

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads