Bahlil Akui Pemulihan Listrik Pascabencana Tak Mudah, Ratusan Ribu Pelanggan Masih Padam
Bahlil menegaskan bahwa kondisi di lapangan tidak memungkinkan percepatan pemulihan tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan.-Tangkapan Layar-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa berbagai kendala serius di lapangan dalam proses pemulihan sektor energi pascabencana, khususnya kelistrikan.
Kerusakan infrastruktur yang masif dan keterbatasan akses ke wilayah terdampak membuat ratusan ribu pelanggan listrik hingga kini belum kembali menikmati pasokan listrik.
BACA JUGA:Public Expose 2025: Bank Neo Commerce Perkuat Fondasi Pertumbuhan
BACA JUGA:BBPOM di Jakarta Bersinergi Periksa Keamanan Pangan Jelang Nataru di Jakarta Timur
Berdasarkan laporan Tim ESDM Siaga Bencana, tercatat sekitar 1,7 juta pelanggan listrik terdampak bencana secara nasional.
Dari jumlah tersebut, 198.296 pelanggan masih mengalami pemadaman, sementara sisanya telah berhasil dipulihkan.
"Pemulihan kelistrikan masih menghadapi tantangan berat di lapangan, terutama di wilayah dengan akses terbatas dan kerusakan infrastruktur yang parah," terang Bahlil dalam keterangan resmi.
Bahlil menjelaskan, khusus di Aceh, total kapasitas pembangkit listrik di wilayah Banda Aceh saat ini mencapai sekitar 110 Mega Watt (MW), dengan beban masuk rata-rata 66 MW. Namun, sebagian pasokan listrik masih mengandalkan genset.
BACA JUGA:BRI Siapkan Rp21 Triliun untuk Memenuhi Kebutuhan Transaksi Masyarakat di Periode Libur Nataru
BACA JUGA:Rebranding Besar-Besaran, BRI Tegaskan Posisi sebagai Satu Bank untuk Semua
"Jaringan induk yang telah terpasang kini mencapai sekitar 80–90 persen, dan diperkirakan dalam beberapa minggu ke depan seluruhnya akan kembali normal. Jika ini tercapai, pasokan listrik dari Arun dan Bireuen bisa masuk secara normal," ungkap Bahlil.
Untuk transmisi antarpulau Sumatra, sambungan jaringan disebut sudah terkoneksi. Meski demikian, persoalan utama kini berada pada distribusi listrik ke desa-desa, yang masih terhambat akibat kerusakan jaringan distribusi.
Bahlil menegaskan bahwa kondisi di lapangan tidak memungkinkan percepatan pemulihan tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan. Banyak jalan yang rusak, tiang listrik roboh, serta desa-desa yang masih terendam banjir.
"Kalau listrik dipaksakan mengalir ke daerah yang masih tergenang air, itu justru berpotensi menimbulkan kecelakaan," tekan dia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: